Logo Bloomberg Technoz

"Kecepatan, skala, dan ketidakmanusiawian pendekatan pemerintahan ini dalam membongkar program kesehatan sangat mengejutkan," kata Mitchell Warren, direktur eksekutif AVAC, organisasi berbasis di New York yang mengadvokasi penelitian pencegahan HIV. 

"Penghentian yang ditargetkan terhadap pengembangan vaksin HIV sangat kejam—ini berarti membatalkan kemajuan selama puluhan tahun."

Program vaksin HIV terbesar yang terkena dampak adalah proyek jangka panjang yang dipimpin oleh International AIDS Vaccine Initiative (IAVI), yang sebelumnya dijanjikan lebih dari $319 juta dalam dukungan AS sejak 2016. Meskipun hampir $238 juta telah dicairkan, IAVI mengatakan bahwa mereka masih mengharapkan tambahan $22 juta hingga pertengahan 2026. Perintah penghentian kerja bulan lalu memaksa organisasi tersebut untuk menghentikan operasionalnya dan melakukan pemutusan hubungan kerja.

Korban besar lainnya adalah hibah senilai $45 juta kepada South African Medical Research Council, yang diperuntukkan bagi uji coba vaksin HIV di berbagai negara. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar $9 juta yang akhirnya akan diterima.

"Kami menganggap akan menjadi tragedi jika pekerjaan ini tidak dilanjutkan," kata Glenda Gray, kepala ilmuwan di dewan tersebut. Para peneliti telah mengusulkan untuk mempersempit cakupan studi hanya di Afrika Selatan—mengeluarkan Kenya dan Uganda—dengan harapan dapat membuatnya "lebih menarik bagi para pendana," ujarnya dalam sebuah wawancara.

Dengan dukungan USAID yang menghilang, para ilmuwan kini berlomba mencari pendanaan alternatif, berharap National Institutes of Health (NIH) AS akan turun tangan untuk memprioritaskan penelitian ini. Namun, belum jelas apakah NIH—bagian dari Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat (HHS)—akan terhindar dari pemangkasan anggaran yang lebih luas.

Pemutusan Hubungan Kerja

Menteri HHS Robert F. Kennedy Jr. pada hari Kamis mengumumkan rencana untuk memangkas 10.000 pekerjaan dan mengurangi anggaran lembaga tersebut sebesar US$1,8 miliar. Langkah ini merupakan bagian dari dorongan pemerintahan Trump untuk secara drastis mengurangi jumlah pegawai federal dan menyesuaikan kembali pemerintahan dengan apa yang disebut sebagai prioritas inti, termasuk “membalikkan epidemi penyakit kronis.”

“Program-program ini tidak bisa sekadar dinyalakan atau dimatikan,” kata Warren dari AVAC. “Ilmu pengetahuan, infrastruktur, dan hubungan dengan komunitas yang telah dibangun selama dua dekade terakhir sedang dihapus hanya dalam hitungan minggu.”

Para peneliti memperkirakan bahwa masih dibutuhkan ratusan juta dolar untuk membawa vaksin HIV yang efektif hingga tahap akhir—jumlah yang kecil kemungkinan akan datang dari satu donor tunggal.

“Untuk pertama kalinya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, kita tahu apa tujuannya dan memiliki gambaran jelas tentang cara mencapainya,” kata Mark Feinberg, presiden dan CEO IAVI, dalam sebuah wawancara sebelum pemotongan anggaran diumumkan. 

“Kita benar-benar membutuhkan vaksin HIV jika ingin mengakhiri epidemi ini.”

Sebagai respons terhadap gelombang pemotongan ini, kelompok aktivis ACT UP mengorganisir aksi unjuk rasa di New York City pada hari Sabtu. Aksi tersebut menargetkan pembekuan program layanan kesehatan yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, Kennedy, dan Elon Musk—miliarder yang memimpin upaya pemotongan biaya federal Trump. Demonstrasi ini bertujuan untuk menyoroti penghentian pendanaan bernilai miliaran dolar bagi obat-obatan penyelamat nyawa dan program kesehatan global.

(bbn)

No more pages