Logo Bloomberg Technoz

Banjir Produk Impor Murah Ancam 19 Juta Pekerja Manufaktur RI

Pramesti Regita Cindy
28 March 2025 12:45

Ilustrasi industri manufaktur. (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi industri manufaktur. (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengaku industri manufaktur Indonesia menjadi sektor dengan kontribusi tenaga kerja terbesar, menyerap hingga 19 juta pekerja pada 2024. Namun dengan derasnya arus produk impor produk murah ke pasar domestik disebut dapat mengancam keberlangsungan industri ini. 

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arief dalam rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret 2025 menegaskan bahwa kinerja industri manufaktur sangat bergantung pada pasar domestik. Oleh karena itu, jika manufaktur memiliki kinerja baik, maka pendapatan dari 19 juta rakyat Indonesia yang bekerja juga ikut naik. 

"Sebaliknya, ketika pasar domestik dibanjiri produk impor dan mengakibatkan tekanan yang berat pada demand domestik, akan mengancam ekonomi 19 juta pekerja dan keluarganya," kata Febri dalam keterangannya, dimutip Jumat (28/3/2025). 

Febri juga menjelaskan setidaknya ada tiga alasan utama lainnya mengapa pasar domestik sangat berperan dalam kinerja industri manufaktur nasional, selain salah satunya terkait perlindungan terhadap tenaga kerja. 

Pertama, Febri menjelaskan sekitar 80% produk manufaktur Indonesia dijual di pasar dalam negeri, dengan pembeli utama dari sektor pemerintah, swasta, dan rumah tangga. Dengan demikian, kebutuhan dari tiga komponen tersebut yang membentuk demand domestik manufaktur.