Tim analis berpandangan hal Ini menunjukkan bahwa perlambatan konsumsi terjadi bukan karena peningkatan tabungan melainkan mengindikasikan penurunan pendapatan rumah tangga, yang menyebabkan perilaku pengeluaran yang lebih defensif.
Penurunan Penjualan Ritel
Mandiri Institute melakukan survei terhadap 300 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan Legian–Seminyak dan Blok M. Dalam enam bulan terakhir, 36% pedagang (merchant) melaporkan penurunan penjualan dan kondisi tidak menentu (volatile). Proyeksi penjualan untuk tiga bulan ke depan juga kurang optimis.
Melalui wawancara mendalam terhadap 39 merchant terpilih, hampir seluruh responden menyatakan mengalami penurunan penjualan pada kuartal I-2025. Penurunan rata-rata terdalam terjadi pada segmen hotel (-36%), diikuti oleh fesyen (-28%), perawatan pribadi atau personal care (-25%), toko kelontong atau minimarket (-20%), dan restoran (-17%). Terkait tantangan utama yang memengaruhi kinerja usaha, 24% merchant menyebut akibat daya beli pelanggan yang melemah.
Mandiri Institute berpandangan Ramadan dan Idulfitri merupakan momen penting yang mendorong konsumsi masyarakat. Untuk memaksimalkan dampaknya, perluasan insentif dapat difokuskan pada moda transportasi yang menjadi preferensi utama pemudik.
Data Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa mobil pribadi dan bus menjadi pilihan utama pemudik. Sehingga, kebijakan seperti diskon tarif tol atau subsidi bahan bakar untuk angkutan umum darat layak dipertimbangkan sebagai pelengkap kebijakan yang sudah ada.
"Agar insentif lebih tepat sasaran, waktu peluncuran kebijakan juga perlu dipertimbangkan. Sebagian besar masyarakat merencanakan mudik sejak satu hingga tiga bulan sebelumnya, pengumuman insentif secara lebih awal akan memberi waktu bagi masyarakat untuk menyesuaikan rencana perjalanan sehingga menjaga momentum konsumsi pada periode mudik Idulfitri."
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan pemerintah menggelontorkan 5 insentif pada periode Ramadan dan Idulfitri 1446 Hijriah/2025 Masehi.
Pertama, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk harga tiket pesawat sebesar 6%.
Melalui insentif ini, harga tiket pesawat diproyeksikan turun 13,2% hingga 14% yang berlaku pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 25 Maret sampai dengan 7 April 2025.
"Program tersebut bertujuan untuk mendukung pergerakan sekitar 180 juta orang, termasuk 110 juta wisatawan selama periode Lebaran. Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan maskapai nasional untuk memastikan ketersediaan kursi penerbangan yang memadai serta menjaga stabilitas harga tiket bagi masyarakat," ujar Haryo dalam siaran pers, dikutip Senin (3/3/2025).
Kedua, diskon tarif tol. Pemberian diskon tarif tol sebesar 20% untuk perjalanan jarak jauh selama periode mudik diharapkan dapat menekan biaya transportasi serta memperlancar distribusi barang dan jasa. Diskon ini berlaku untuk ruas tol utama yang menjadi jalur mudik.
Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum (PU) serta Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan melakukan koordinasi untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas, termasuk penyediaan rest area yang memadai dan layanan informasi real-time bagi para pemudik.
Ketiga, program diskon belanja. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan meluncurkan program diskon belanja seperti Program Friday Mubarak yang berlangsung pada 28 Februari–28 Maret 2025 di berbagai ritel yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Program tersebut mencakup bazar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk komoditas minyak goreng, gula pasir, dan sembako lainnya serta berbagai promo harian dan spesial setiap Jumat, dengan target transaksi mencapai Rp75–Rp77 triliun.
Terdapat juga program BINA Lebaran yang dijadwalkan pada 14–30 Maret 2025 dan akan digelar serentak di pusat perbelanjaan, mall, serta gerai anggota Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dan Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI). Program tersebut menargetkan transaksi hingga Rp30 triliun.
Selain itu, terdapat program lainnya seperti Bazaar Ramadhan dan Pasar Malam, Belanja Online Produk Lokal, di mana semua program tersebut diharapkan bisa mendorong konsumsi masyarakat dan meningkatkan penjualan UMKM secara signifikan.
Keempat, program pariwisata mudik lebaran. Pemerintah akan mengintegrasikan program pariwisata dengan momen mudik Idulfitri melalui promosi destinasi wisata lokal, penyediaan paket wisata terjangkau, dan peningkatan fasilitas pariwisata di jalur-jalur mudik utama. Pemerintah bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN), turut menyambut antusiasme wisatawan lokal dengan berbagai program insentif dan kolaborasi bersama pelaku industri pariwisata.
Tujuan program tersebut juga untuk memastikan kenyamanan wisatawan lokal saat berwisata di destinasi tujuan mudik masing-masing serta mendorong peningkatan kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Kelima, stabilisasi harga pangan. Pemerintah bersama BUMN berupaya menjaga stabilitas harga pangan pokok menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025 dengan menggelar operasi pasar secara masif.
Langkah tersebut melibatkan Perum Bulog, Perkebunan Nusantara, dan ID FOOD dalam penyediaan minyak goreng, gula konsumsi, daging kerbau beku, serta beras dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Operasi pasar ini dilaksanakan di seluruh Indonesia melalui kantor PT Pos Indonesia mulai 24 Februari hingga 29 Maret 2025.
"Melalui langkah tersebut, pemerintah berharap dapat menjaga ketersediaan pangan, menekan inflasi, dan melindungi daya beli masyarakat selama periode puncak konsumsi," ujarnya.
(ain)