“Dari keseluruhan sampel yang sudah diuji oleh Lemigas maupun di Integrated Terminal BBM Pertamina, hasilnya sudah on spec, atau sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pemerintah,” jelasnya.
Selain itu, Pertamina juga melakukan berbagai pengujian lain di SPBU, termasuk aspek compliance seperti pengecekan CCTV, verifikasi pembeli berdasarkan QR code dan nomor polisi kendaraan, serta uji kualitas dan kuantitas BBM seperti tera nozzle, pengecekan warna BBM, kandungan air, volume, dan densitas.
Ketiga adalah aspek service, memastikan layanan dari petugas SPBU sesuai standar, fasilitas umum, dan juga retail di SPBU-SBBU Pertamina. Keempat adalah aspek Health, Safety, Security and Environment (HSSE), yaitu dengan memastikan ketersediaan alat pemadam api ringan, serta mengingatkan konsumen untuk mematikan mesin pada saat pengisian.
Lebih lanjut, Pertamina juga memastikan ketahanan stok BBM di setiap SPBU agar tetap mencukupi, dengan adanya sistem notifikasi jika stok mulai menipis.
“Terakhir adalah aspek ketahanan stok. Jadi kita juga memastikan stok BBM tercukupi, kemudian ada juga notifikasi apabila stok di SPBU mulai menipis,” terang Fadjar.
Sebagai pemimpin dalam transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Upaya ini sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional Pertamina.
(tim)