Logo Bloomberg Technoz

Di samping itu, saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya saham PT Tira Austenite Tbk (TIRA) yang melesat 25%, saham PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (LIFE) melonjak 19,6%, dan saham PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) melejit 17,3%.

Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain saham PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) yang jatuh 16,4%, saham PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS) ambruk 13,1%, dan saham PT PP Presisi Tbk (PPRE) ambles 11,7%.

Bursa Saham Asia lainnya turut menguat dengan IHSG, dipimpin oleh KLCI (Malaysia), menyusul Straits Times (Singapura), SENSEX (India), Hang Seng (Hong Kong), CSI 300 (China), Shanghai Composite (China), dan TOPIX (Jepang) yang berhasil menguat masing-masing mencapai 1,16%, 0,45%, 0,41%, 0,41%, 0,33%, 0,15%, dan 0,09%.

Indeks KOSPI Korea Ambles di Kamis 27 Maret 2025 (Bloomberg)

Di sisi berseberangan, KOSPI (Korea Selatan), TW Weighted Index (Taiwan), NIKKEI 225 (Tokyo), PSEI (Filipina), SETI (Thailand), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan Shenzhen Comp. (China) yang tertekan dan drop dengan masing-masing 1,39%, 1,39%, 0,60%, 0,43%, 0,21%, 0,17%, dan 0,07%.

Sentimen yang meragam IHSG dan Bursa Asia hari ini adalah datang dari kabar terbaru Presiden AS Donald Trump yang menyematkan tarif 25% pada semua mobil yang tidak diproduksi di AS berlaku mulai 2 April, kembali membuat pasar gelisah.

Ketidakpastian pasar global kembali meningkat mendekati tenggat pemberlakuan kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump pada bulan April.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Trump menandatangani perintah yang menetapkan tarif 25% untuk semua mobil yang tidak diproduksi di AS, efektif mulai 2 April. Namun, ia menyatakan tarif balasan yang akan diumumkan pekan depan akan lebih 'lembut'. Selain itu, China kemungkinan akan mendapatkan pengurangan tarif sebagai bagian dari kesepakatan penjualan platform media sosial TikTok milik ByteDance Ltd. kepada perusahaan AS, tambah Trump.

Yang jadi catatan pelaku pasar, Gubernur Federal Reserve Bank of St. Louis, Alberto Musalem, menyatakan dampak tarif perdagangan mungkin tidak hanya bersifat sementara, dan ia justru memperingatkan potensi efek lanjutan yang dapat membuat Bank Sentral menahan suku bunga lebih lama.

Pernyataan ini bertentangan dengan pandangan Gubernur The Fed, Jerome Powell, yang pekan lalu menyebut efek tarif hanya bersifat sementara.

“Meskipun kami memperkirakan peningkatan tarif AS akan berdampak negatif pada ekonomi AS, kami tidak memprediksi resesi,” ujar Carol Kong, analis di Commonwealth Bank of Australia.

“Namun, pelaku pasar tetap bisa memperhitungkan risiko resesi AS yang lebih tinggi seiring dengan pengumuman lebih banyak tarif, yang akan mendorong penguatan dolar terhadap mata uang utama lainnya.”

(fad)

No more pages