"Ada BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), ada barang elektronik seperti handphone, tablet, ataupun kamera foto," ucap dia.
Selain itu, kata dia, salah satu aspek utama pendorong transaksi gadai adalah kebutuhan usaha di bulan Ramadan. Sementara aspek utama ketika menjelang Lebaran karena kebutuhan mudik,namun banyak masyarakat yang memilih menebus barang gadaianya seperti perhiasan.
“Jadi kan kalau Ramadan itu banyak pengusaha dadakan. Jadi mereka lebih mengedepankan untuk modal usaha dulu. Nah ketika menjelang Lebaran seperti satu minggu kemarin, itu fullnya itu kebanyakan memang untuk kebutuhan mudik,” katanya.
“Jadi orang yang memang punya THR dan tidak ada kebutuhan lain, yang mendesak itu mereka lebih memilih tembus, nantinya perhiasannya taro lah ya. Perhiasan atau BPKB-nya, kendaraannya bisa dipakai ke mudik atau perhiasannya dipakai di hari raya," tambah
Dikatakan bisnis gadai di bulan Ramadan tahun lalu mengalami kenaikan sebesar 1,93% sepanjang bulan Ramadan sebesar, Rp.1,1 Triliun. Selain itu, target transaksi produk gadai per Desember 2025 adalah Rp78,8 Triliun. Adapun kenaikan ini dibanding dengan posisi per Desember 2024 Rp72,8 triliun sebesar 8,37%.
“Target naik tentunya sejalan dengan tujuan perusahaan,” imbuhnya.
(dec/spt)