Kesepakatan tentang rantai pasok akan menandai kemajuan pakta IPEF. Meski demikian, negosiasi untuk beberapa pilar lainnya mungkin lebih sulit diselesaikan, seperti perdagangan, di mana India tidak berpartisipasi karena kekhawatiran tentang potensi lingkungan dan komitmen tenaga kerja. Perdagangan juga merupakan masalah di mana, secara historis, negara-negara berjuang untuk mencapai kesepakatan.
Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS atau United States Trade Representative (USTR) Katherine Tai sedang menegosiasikan pilar perdagangan untuk AS, sementara Departemen Perdagangan, yang dipimpin oleh Sekretaris Gina Raimondo, mengawasi upaya tiga pilar lainnya.
Departemen Perdagangan AS tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim setelah jam kerja normal dan USTR menolak berkomentar.
Sekadar cataata, AS memprakarsai IPEF sebagai cara untuk melawan pengaruh China yang makin besar dan mengganti kerugian setelah menarik diri dari upaya sebelumnya untuk menetapkan aturan perdagangan regional.
Selain AS, pembicaraan tersebut mencakup Jepang, India, Korea Selatan,dan negara-negara Asean yang semuanya menempati peringkat di antara 10 ekonomi nasional terbesar di dunia. Negara-negara yang termasuk dalam kerangka tersebut, mewakili lebih dari US$34 triliun dalam output ekonomi, atau sekitar 41% dari produksi global.
Negosiator bertemu di Singapura dari8 hingga 15 Mei untuk pembicaraan putaran ketiga setelah sesi sebelumnya di Bali, Indonesia, pada Maret dan Brisbane, Australia, pada bulan Desember. Selama sesi terakhir, negara-negara itu “terus membuat kemajuan yang kuat dalam berbagai isu di empat pilar,” menurut pernyataan dari USTR.
Kerangka kerja tersebut adalah keterlibatan ekonomi Amerika yang paling signifikan di kawasan ini sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP) pada 2017, tetapi tidak mengurangi tarif seperti perjanjian perdagangan bebas tradisional, yang dicari beberapa negara. Karena itu, tidak memerlukan persetujuan Kongres.
(bbn)
