"Selain itu BI juga makin turun independensi-nya. Ada indikasi BI menempatkan orang di bank Himbara terkait dengan inbreng saham bank BUMN ke Danantara," jelasnya.
Bhima mengungkap, masuknya aset bank BUMN yang dikelola Danantara setidaknya memicu kekhawatiran risiko yang sistemik.
"Jika Danantara mengalami masalah gagal bayar, maka dampaknya uang nasabah bank BUMN ikut terseret," tambahnya.
Indikasi berikutnya adalah soal dukungan BI untuk pembiayaan 3 juta rumah. Padahal, kata Bhima, untuk mendukung 3 juta rumah itu bukan disampaikan lewat burden sharing atau menjadi komisaris di Himbara.
“Hal yang perlu dilakukan BI adalah menurunkan bunga acuan 50 bps agar suku bunga KPR makin terjangkau debitur rumah. Ada salah kaprah yang membuat BI melego independensinya, mirip Orde Baru, di mana BI di bawah Kementerian Keuangan," tegasnya.
(lav)