Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan yield UST menyempitkan selisih imbal hasil dengan yield SBN menjadi 268 bps dari semula sempat melebar hingga mendekati 300 bps. 

Saham masih diburu

Reli harga SBN hari ini juga berlangsung di kala indeks saham masih melanjutkan kinerja positif. Walau dibuka merah pagi tadi tertekan sentimen global, pada sesi pertama perdagangan, IHSG berhasil ditutup menguat 0,23%.

Animo investor asing sepertinya masih bertahan bangkit setelah kemarin memborong saham senilai lebih dari Rp2,5 triliun.

Adapun di pasar SBN, data terakhir yang dilansir oleh Kementerian Keuangan adalah per 24 Maret di mana asing masih membukukan net sell Rp709 miliar pada hari itu setelah pada perdagangan sebelumnya juga menjual SBN hingga Rp3,52 triliun.

Gairah investor yang meningkat sebelum libur panjang dimulai akhirnya juga memberi penguatan pada rupiah. Rupiah yang dibuka melemah pagi tadi, berbalik menguat bahkan menembus level resistance terdekat hingga berhasil melenggang di Rp16.543/US$.

Bila penguatan berlanjut, rupiah berpeluang makin menguat menuju Rp16.480/US$.

Trump lebih lunak

Gerak pasar keuangan domestik yang lebih hijau didukung oleh optimisme akan tarif impor AS yang mungkin akan lebih rendah ketimbang yang dikhawatirkan, seperti disinyalkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Trump akan mengumumkan kebijakan tarif impor secara luas pada 2 April nanti dan sempat menuai kegelisahan pasar bahwa tarif akan lebih keras.

Namun, dari pernyataan terakhir Trump yang mengatakan, “Kami akan menerapkannya ke semua negara, tetapi dengan cara yang sangat lunak,” kata Trump kepada wartawan di Kantor Oval pada Rabu (26/03/2025).

“Saya pikir banyak orang akan terkejut. Dalam banyak kasus, tarif ini bahkan lebih rendah dari yang telah mereka kenakan kepada kami selama beberapa dekade," jelas Trump.

Hal itu mengikis kekhawatiran pasar ditandai dengan hijaunya mayoritas valuta Asia sampai tengah hari ini juga indeks saham yang menguat terutama di kawasan ASEAN.

(rui)

No more pages