Jennifer A. Dlouhy dan Stephanie Lai - Bloomberg News
Bloomberg, Donald Trump menyatakan akan mempertimbangkan penurunan tarif terhadap China demi mendapatkan dukungan Beijing atas penjualan TikTok di AS kepada perusahaan Amerika.
“Setiap poin dalam tarif lebih berharga daripada TikTok,” ujar Trump kepada wartawan di Ruang Oval pada Rabu (26/03/2025). Ia mengisyaratkan bahwa "agar China mau menyetujuinya, mungkin saya bisa memberikan sedikit pengurangan tarif.”
Pernyataan tersebut disampaikan saat Trump mengumumkan tarif baru sebesar 25% untuk impor mobil, menjelang pengumuman program tarif balasan yang lebih luas pekan depan. Saat ini, AS telah memberlakukan tarif sebesar 20% untuk barang-barang impor dari China.
Trump optimistis dapat mencapai kesepakatan awal terkait TikTok paling lambat pekan depan. Namun, jika negosiasi belum rampung, ia membuka kemungkinan memperpanjang tenggat waktu.
“Kita akan memiliki bentuk kesepakatan tertentu, tetapi jika belum selesai, itu bukan masalah besar. Kita hanya akan memperpanjangnya,” kata Trump. “Saya memiliki hak untuk membuat kesepakatan dan memperpanjangnya jika saya mau.”
Berdasarkan undang-undang yang ditandatangani Presiden Joe Biden tahun lalu, ByteDance diwajibkan menjual operasi TikTok di AS sebelum 19 Januari 2025. TikTok sempat menghentikan layanannya awal tahun ini, tetapi penutupan total berhasil dicegah setelah Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunda penerapan undang-undang tersebut selama 90 hari—hingga 5 April—untuk memberi waktu lebih dalam mencari kesepakatan.
Awal bulan ini, Trump mengatakan tengah bernegosiasi dengan empat calon pembeli TikTok, tetapi belum mengungkap identitas mereka.
Beberapa kandidat yang diketahui secara publik meliputi grup yang dipimpin miliarder Frank McCourt dan salah satu pendiri Reddit, Alexis Ohanian. Selain itu, ada kelompok yang melibatkan pengusaha teknologi Jesse Tinsley dan YouTuber MrBeast, serta tawaran merger dari perusahaan kecerdasan buatan berbasis di San Francisco, Perplexity AI.
Sementara itu, Oracle Corp juga mempertimbangkan proposal untuk mengakuisisi operasi TikTok di AS. Berdasarkan informasi dari sumber yang mengetahui masalah ini, rencana Oracle mencakup penyediaan jaminan keamanan dan kepemilikan minoritas di entitas baru berbasis di AS, meskipun algoritma utama TikTok kemungkinan tetap berada di tangan China.
Setiap kesepakatan memerlukan persetujuan tidak hanya dari Trump, tetapi juga dari ByteDance dan pemerintah China. Jika ByteDance diizinkan mempertahankan algoritma TikTok, hal ini dapat mempermudah negosiasi dengan perusahaan dan otoritas China. Namun, skenario tersebut berisiko melanggar undang-undang divestasi yang telah disahkan.
Menariknya, Trump yang sebelumnya berupaya melarang TikTok kini justru menjadi pendukung aplikasi video pendek tersebut. Ia bahkan mengakui bahwa TikTok berperan penting dalam menjangkau pemilih muda untuk kampanye presidennya di 2024.
(bbn)