Logo Bloomberg Technoz

"Kami melihat tekanan besar pada pasar ekuitas saat perdagangan dibuka, terutama di Jepang yang memiliki korelasi kuat dengan Nasdaq," ujar Chris Weston, kepala riset di Pepperstone Group, Melbourne. "Kami akan memantau apakah pelemahan saham teknologi dan AI AS dapat mengangkat saham teknologi Hong Kong dan China, serta apakah ada tanda-tanda rotasi di pasar internasional."

Pergerakan saham-saham di Asia. (Sumber: Bloomberg)

Pasar saham AS melemah pada Rabu, dengan S&P 500 turun lebih dari 1%. Penurunan ini dipimpin oleh kelompok saham raksasa teknologi yang dikenal sebagai "Magnificent Seven", yang tengah mengalami koreksi kuartalan terburuk sejak 2022. Nvidia Corp dan Tesla Inc jatuh lebih dari 5,5%. Nasdaq 100 juga terkoreksi hampir 2%, sementara indeks sektor perbankan utama AS mengakhiri reli delapan harinya dengan pelemahan.

Ketidakpastian perdagangan global memicu penurunan likuiditas di pasar saham AS, yang berpotensi meningkatkan volatilitas. Data Deutsche Bank AG menunjukkan bahwa likuiditas dalam kontrak berjangka indeks S&P 500, berdasarkan kontrak paling aktif, berada di level terendah dalam dua tahun terakhir.

Di Asia, investor akan mencermati perkembangan pasar Indonesia setelah Bank Indonesia menegaskan bahwa fundamental ekonomi negara tetap kuat. Sementara itu, anggota Komite Kebijakan Moneter Bank Sentral China mengatakan kepada Bloomberg TV bahwa paket stimulus yang diumumkan pada September lalu telah berhasil menstabilkan ekonomi, memungkinkan pemerintah untuk lebih fokus pada reformasi struktural.

Pergerakan Magnificent Seven. (Sumber: Bloomberg)

Di pasar mata uang, dolar AS menguat 0,3% pada Rabu, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik empat basis poin menjadi 4,35%. Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis, Alberto Musalem, menyatakan bahwa dampak tarif perdagangan mungkin tidak bersifat sementara dan memperingatkan potensi efek lanjutan yang dapat membuat bank sentral menahan suku bunga lebih lama. Pernyataan ini bertentangan dengan pandangan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang pekan lalu menyebut efek tarif hanya bersifat sementara.

"Meskipun kami memperkirakan peningkatan tarif AS akan berdampak negatif pada ekonomi AS, kami tidak memprediksi resesi," ujar Carol Kong, analis di Commonwealth Bank of Australia. "Namun, pelaku pasar tetap bisa memperhitungkan risiko resesi AS yang lebih tinggi seiring dengan pengumuman lebih banyak tarif, yang akan mendorong penguatan dolar terhadap mata uang utama lainnya."

Di pasar komoditas, harga minyak stabil pada Kamis setelah menguat di sesi sebelumnya, menyusul laporan pemerintah AS yang memperkuat ekspektasi pasokan yang lebih ketat dalam jangka pendek. Sementara itu, harga emas bertahan di dekat rekor tertingginya.

(bbn)

No more pages