Logo Bloomberg Technoz

"Tapi tahun ini kita sedikit ada perlambatan. Perlambatan ini mungkin kita belum tahu ya nanti pada saat hari H biasanya kan lonjakan itu baru terjadi di H+2 Lebaran, karena kalau orang yang mudik sekarang sebelum lebaran itu mereka umumnya mereka mayoritas tidak menginap di hotel ya, mayoritas mereka menginap di kampung halamannya," ujarnya.

Faktor perlambatan okupansi hotel dan restoran menurut Maulana berkaca dari data Kementerian Perhubungan yang memprediksi jumlah pemudik pada tahun ini hanya mencapai 146,48 juta. Angka tersebut turun 24% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta.

"Nah itu juga bisa berpotensi apa yang terjadi di reservasi hotelnya pasti, itu satu kemudian yang kedua, penurunan ini kan semua bisa melihat bahwa sekarang ini, yang kita perhatikan bahwa kondisi daya beli masyarakat pun kan sudah menurun," kata Maulana.

Sementara dibandingkan dengan tahun 2024 okupansi hotel dan restoran pada libur Lebaran rata-rata 6 hari bisa mencapai sekitar 80% secara nasional. 

Sebelumnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar RI) tengah melakukan kampanye #MudikYuk dan #LebarandiJakartaAja dalam rangka meningkatkan minat wisatawan melakukan perjalanan wisata selama libur Lebaran di tahun 2025.

Menurut Deputi Bidang Pemasaran, Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini menjelaskan khusus Lebaran 2025 kali ini pihak Kementerian Pariwisata telah mengajak semua sektor untuk berpartisipasi dalam membuat inovasi tersebut di program tersebut.

Salah satu tujuan untuk mendongkrak okupansi hotel-hotel di Jakarta yang relatif sepi akibat ditinggal masyarakat mudik ke luar daerah Jakarta.

"Biasanya kalau orang mudik nih, kita counterflow (berlawanan arah) sekarang. Kenapa? Hotel-hotel di Jakarta itu kan banyak yang akan kosong nih, karena pulang mudik kan. Nah, harganya bagus untuk periode saat itu," kata Made di Gedung Kemenpar, Jakarta, Rabu (19/3/2025).

(dec/spt)

No more pages