Logo Bloomberg Technoz

Pengguna iPhone Enggan Upgrade versi Survei, Ini Alasannya

Menanggapi lemahnya kepercayaan konsumen di China, Hu menegaskan, pengguna kini lebih lama mempertahankan perangkat mereka sebelum mengganti dengan yang baru. Meskipun pemerintah telah menerapkan voucher dan subsidi  untuk mendorong permintaan, efeknya hanya bersifat sementara. "Subsidi hanya membuka permintaan penggantian lebih awal dari biasanya," jelasnya. 

Sementara itu di India, yang merupakan pasar luar negeri terbesar vivo, perusahaan akan berfokus pada segmen ponsel premium dengan harga di atas US$600 (Rp10 jutaan). Dua pasar di Asia Tenggara, Filipina dan Indonesia, vivo masih berusaha meningkatkan volume penjualan.  Vivo telah berhasil meraih posisi 1 di Indonesia dan 2 di Malaysia, menurut data konsultan Canalys.

Meski begitu, Hu mengungkapkan vivo tidak menetapkan target pertumbuhan spesifik di setiap negara, karena hal tersebut sulit diukur. "Pertumbuhan adalah prioritas bagi tim luar negeri kami. Jika tidak ada pertumbuhan, akan ada masalah."

Ilustrasi penjualan HP smartphone. (Bloomberg)

Meski demikian, Vivo belum berencana memasuki pasar AS dan Eropa Barat dalam waktu dekat, mengingat kedua pasar tersebut didominasi oleh ponsel premium dan sistem penjualan berbasis operator telekomunikasi. Namun, Hu mengatakan dalam tiga hingga lima tahun ke depan, perusahaan mungkin akan mempertimbangkan ke wilayah tersebut dengan produk inovatif seperti kacamata VR.

Meski ketegangan perdagangan antara AS dan China terus berlangsung, Hu menegaskan bahwa hal ini tidak berdampak pada bisnis Vivo. Tarif AS tidak berdampak pada perusahaan karena tidak berjualan di negara tersebut, dan tidak ada kontrol ekspor AS karena memperoleh komponen dari pemasok seperti Sony Group Corp. dari Jepang dan MediaTek Inc. dari Taiwan, katanya.

(bbn)

No more pages