Menurut Airlangga, pelemahan rupiah dipengaruhi beberapa faktor sentimental dari luar negeri. Selain itu, Airlangga mengatakan stabilitas rupiah menjadi tugas Bank Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat di zona hijau siang hari ini dengan penguatan yang amat optimis. Lebih-lebih, penguatan IHSG menjadi tertinggi dan terbaik di Asia dan juga ASEAN.
Pada Rabu (26/3/2025) Sesi I, IHSG ditutup menguat di posisi 6.444,79 pada perdagangan siang hari, menguat 209,17 poin dan apresiasi 3,35% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Saham-saham potensial empat saham bank besar RI jadi pendorong penguatan IHSG, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melejit 8,46% dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melesat 6,54%, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga lompat 6,211%, hingga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terbang 4,47%.
Salah satu sentimen bagi IHSG adalah pembagian dividen jumbo dari empat saham bank besar RI dengan yield dividen yang menarik. Seperti halnya Bank Mandiri (BMRI), yang menyetujui pembagian dividen mencapai total Rp43,5 triliun dari tahun buku 2024.
Angka itu setara dengan 78% dari laba bersih Bank Mandiri di tahun 2024. Rasio dividen Payout ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun buku 2023 sebelumnya yang sebesar 60% dari laba bersih.
Nilai dividen per sahamnya mencapai Rp466 per lembar saham. Ini mencerminkan yield dividen hingga double digit, sentuh 10%, jika mengacu pada harga perdagangan kala RUPS kemarin di Rp4.740/saham.
Hal yang juga sama potensialnya, saham Bank BRI juga memutuskan untuk membagikan dividen jumbo mencapai Rp343,4 per lembar saham. Dengan dividen senilai total Rp51,74 triliun usai RUPST yang dilangsungkan Perusahaan pada Senin kemarin.
(dov/lav)