Rupiah Kian Terpuruk, Efektivitas Jurus BI Dipertanyakan
Redaksi
27 March 2025 08:22

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pelemahan rupiah pada perdagangan awal pekan ini hingga menjebol level terlemah sejak era krisis moneter 1998 menuai pertanyaan tentang efektivitas strategi Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, ketika penerbitan instrumen operasi moneter seperti SRBI telah memicu keketatan likuiditas di pasar keuangan domestik.
Rupiah sepanjang tahun ini sudah melemah 3% year-to-date dan keluar sebagai mata uang Asia dengan kinerja terburuk ketika mayoritas mata uang peers mencatat performa positif di tengah indeks dolar AS yang telah melemah hampir 4% pada periode yang sama.
Selama ini otoritas moneter sering menunjuk sentimen pasar global sebagai penyebab utama pelemahan rupiah, termasuk fenomena strong dollar. Namun, nyatanya indeks dolar AS sepanjang tahun ini justru melemah. Bila demikian, mengapa rupiah masih saja mencetak kinerja yang mengecewakan?
Pelemahan rupiah tentu saja tidak bisa dianggap remeh. Lemahnya mata uang akan berdampak luas pada perekonomian. Terhadap korporasi, mengutip kajian yang pernah dilansir oleh JPMorgan, setiap pelemahan rupiah sebesar 1% terhadap dolar AS, dampak pada penurunan pertumbuhan laba per saham atau EPS (earning per share) sebesar 0,5%.

Dunia usaha juga memiliki ketergantungan besar pada impor bahan baku dan barang perantara. Rumah tangga juga banyak mengandalkan barang impor, mulai beras, daging, sampai bahan baku makanan rakyat seperti tempe dan tahu, yakni kedelai.