Adapun saham-saham potensial empat saham bank besar RI jadi pendorong penguatan IHSG, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melejit 8,46% dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melesat 6,54%, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga lompat 6,211%, hingga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terbang 4,47%.

IHSG menjadi yang teratas dari banyak Bursa Asia yang menghijau sepanjang hari, menyusul KOSPI (Korea Selatan), NIKKEI 225 (Tokyo), KLCI (Malaysia), TOPIX (Jepang), Shenzhen Comp. (China), SETI (Thailand), Straits Times (Singapura), Hang Seng (Hong Kong), Shanghai Composite (China), TW Weighted Index (Taiwan), dan SENSEX (India), yang berhasil menguat masing-masing 1,17%, 1,01%, 0,80%, 0,73%, 0,67%, 0,52%, 0,47%, 0,43%, 0,21%, 0,13%, dan 0,02%.
Sementara Bursa Saham Asia lainnya masih ada di zona merah i.a PSEI (Filipina), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan CSI 300 (China) yang terpangkas masing-masing 0,24%, 0,08%, dan 0,03%.
Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi pertama dan nomor satu di Asia, dan juga ASEAN.
Salah satu sentimen bagi IHSG adalah pembagian dividen jumbo dari empat saham bank besar RI dengan yield dividen yang menarik. Seperti halnya Bank Mandiri (BMRI), yang menyetujui pembagian dividen mencapai total Rp43,5 triliun dari tahun buku 2024.
Angka itu setara dengan 78% dari laba bersih Bank Mandiri di tahun 2024. Rasio dividen Payout ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun buku 2023 sebelumnya yang sebesar 60% dari laba bersih.
Adapun nilai dividen per sahamnya mencapai Rp466 per lembar saham. Ini mencerminkan yield dividen hingga double digit, sentuh 10%, jika mengacu pada harga perdagangan kala RUPS kemarin di Rp4.740/saham.
Yang juga sama potensialnya, saham Bank BRI juga memutuskan untuk membagikan dividen jumbo mencapai Rp343,4 per lembar saham. Dengan dividen senilai total Rp51,74 triliun usai RUPST yang dilangsungkan Perusahaan pada Senin kemarin.
Besaran rasio dividen tercatat sebesar 85%. Mencermati BBRI telah membagikan dividen interim sebesar Rp135 per lembar saham pada 15 Januari 2025 yang lalu, maka dividen final yang diterima pemegang saham sisanya Rp208,4 per lembar saham.
Sedang, PT Bank Central Asia Tbk (Bank BCA) menetapkan pembagian dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp300 per lembar saham atau mencapai Rp36,9 triliun. Dividen final tersebut setara dengan 67,33% dari pencapaian laba bersih 2024.
Harga saham BBCA siang hari ini ini ada di level Rp8.550/saham. Menggunakan asumsi ini, yield dividen BBCA sentuh 3,5%.

Sebagai catatan, dividen final Bank BCA sudah termasuk dividen interim tahun buku 2024 sebesar Rp50 per lembar saham yang telah dibayarkan pada 11 Desember 2024 yang lalu. Sehingga, sisa dividen BBCA yang akan dibayarkan nanti sebesar Rp250/saham.
Yang terbaru datang dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), tepat pada pagi hari ini, Rabu, Bank BNI memutuskan pembagian dividen mencapai total Rp13,95 triliun.
Besaran ini mencerminkan payout ratio dividen sebesar 65% dari laba bersih BBNI tahun lalu.
Dengan itu, nilai dividen Bank BNI setara dengan Rp374 per lembar saham.
Dengan asumsi harga saham BBNI ada di level Rp4.230/saham siang hari ini, maka yield dividen BBNI sentuh 8,84%.
Sebagai informasi, dividen BBNI tahun buku 2024 lebih besar dibandingkan dengan pembagian dividen dari tahun buku 2023, seiring meningkatnya payout ratio. Pada tahun buku 2023, payout ratio dividen BBNI sejumlah 50% dari laba bersih, yang setara dengan Rp280,49 per lembar saham kala itu.
(fad)