Archie Hunter and Jack Farchy - Bloomberg News
Bloomberg, Trafigura Group tengah melakukan tinjauan strategis atas aset peleburan (smelter) seng dan timbal Nyrstar di Australia yang sedang dilanda krisis, dengan Chief Executive Officer (CEO) Richard Holtum mendesak adanya intervensi pemerintah.
“Kapasitas smelter adalah masalah keamanan nasional dan oleh karena itu mungkin perlu ada dukungan pemerintah yang signifikan untuk itu,” kata Holtum, yang menjadi CEO Trafigura pada awal tahun ini, di Financial Times Commodities Global Summit di Lausanne, Swiss.
Meskipun ada diskusi di antara pemerintah Barat untuk menantang dominasi China atas rantai pasok mineral dunia, pabrik pemrosesan atau smelter logam di seluruh dunia telah mengalami tekanan keuangan karena makin ketatnya persaingan untuk mendapatkan bahan baku serta kian tingginya biaya operasional.
Sebagai tanda kekurangan pasokan relatif terhadap permintaansmelter, biaya pengolahan spot untuk konsentrat seng dan timbal sebagian besar tetap di bawah nol sejak paruh kedua 2024 — yang berarti pabrik peleburan harus membayar untuk memproses bijih.
Trafigura mengoperasikan dua peleburan di Australia melalui kepemilikan mayoritasnya atas prosesor global Nyrstar.
Di Hobart, perusahaan tersebut memiliki smelter seng primer berkapasitas 280.000 ton per tahun dan di Port Pirie, perusahaan tersebut memiliki pabrik peleburan timbal berkapasitas 180.000 ton per tahun.
Operasi tersebut, yang mempekerjakan sekitar 1.300 orang, "tidak ekonomis" dalam menghadapi persaingan dari China, kata CEO tersebut.
Nyrstar telah mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar 25% produksi di pabrik peleburan sengnya di Australia mulai April.
Produsen seng utama lainnya, Glencore Plc, juga terus melakukan peninjauan terhadap aset peleburan seng globalnya, yang meningkatkan kemungkinan bahwa ketatnya pasar konsentrat akan berdampak pada logam.
"Tidak ada hal yang tabu di sini," kata CEO tersebut. "Jadi yang kami lihat adalah setiap aset yang kami miliki, kami sedang melakukan peninjauan strategis terhadap beberapa aset kami yang sedang bermasalah, khususnya Nyrstar Australia."
Harga seng turun 0,6% menjadi US$2.955 per ton di London Metal Exchange (LME) hari ini pada pukul 11:11 pagi di Singapura, sementara timbal juga turun.
(bbn)