Logo Bloomberg Technoz

Hanya sebagian tenor SUN saja yang masih naik yield-nya. Tenor 1Y naik 1,2 bps, bersama tenor 11Y yang juga naik 3,2 bps. Disusul oleh tenor 13Y dan 18Y dengan kenaikan imbal hasil 2,9 bps dan 2,2 bps. 

Rebound pasar surat utang domestik ini dipengaruhi juga oleh perbaikan sentimen di pasar fixed income global. Tingkat imbal hasil US Treasury, surat utang AS, kemarin ditutup turun di semua tenor setelah laporan keyakinan konsumen AS yang melemah.

Selisih imbal hasil SUN dengan UST sempat melebar hingga 300 bps membuat investasi di surat utang RI lebih menarik. Saat ini yield spread RI dengan AS bergerak di kisaran 284 bps, terlebar di Asia dibanding India (230 bps) juga Filipina (188 bps). 

Sementara yield spread UST dengan obligasi Asia lain ada di teritori negatif seperi Malaysia (-57 bps), Korsel (-150 bps), juga Thailand (-225 bps).

Asing mulai belanja

Kebangkitan harga surat utang RI berlangsung ketika para investor beramai-ramai memborong saham-saham perbankan di bursa domestik.

Investor asing terindikasi mulai kembali berbelanja saham di pasar dalam negeri, dengan nilai net buy US$ 12,9 juta atau sekitar Rp214,07 miliar, mengakhiri periode net sell selama 8 hari perdagangan beruntun.

Sementara di pasar surat utang, berdasarkan data terakhir yang dilansir oleh Kementerian Keuangan, asing masih melanjutkan aksi jual pada Senin pekan ini, senilai Rp709,13 miliar. Padahal pada Jumat pekan sebelumnya, asing sudah keluar Rp3,52 triliun dari pasar surat utang.

Para analis asing menilai, sentimen pasar keuangan Indonesia masih terbebani oleh kekhawatiran akan prospek fiskal Indonesia, menyusul berbagai kebijakan populis Presiden Prabowo Subianto. 

Pasar juga mencermati rencana perluasan mandat Bank Indonesia yang dikhawatirkan bisa berdampak pada goyahnya independensi bank sentral. 

Kombinasi sentimen yang kurang baik itu mengurangi selera berisiko para investor asing terlebih dengan rupiah yang sempat menjebol level terlemah sejak 1998.

Analis dari Mizuho Bank dan MUFG Bank, seperti dilansir oleh Bloomberg News, memperkirakan rupiah diperkirakan bisa melemah melampaui level Rp16.950/US$, level terlemah sepanjang masa yang pernah dipecahkan pada era krisis moneter 1998 silam.

"Pasar menjadi makin khawatir tentang peningkatan risiko fiskal di Indonesia, mengingat banyak program sosial yang telah dilaksanakan oleh pemerintahan baru," kata Lloyd Chan, FX Strategist di MUFG, salah satu bank terbesar di Jepang.

Ia memperkirakan, para investor sudah bersiap memperkirakan rupiah bisa jatuh melampaui Rp17.000/US$ ketika Presiden AS Donald Trump memberlakukan kebijakan tarif pada awal April nanti. Ketika tenggat waktu itu datang, pasar Indonesia masih dalam periode libur panjang Idulfitri dan baru dibuka pada 8 April nanti.

(rui)

No more pages