Laju harga emas tertahan akibat komentar terbaru dari pejabat teras bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Raphael Bostic, Gubernur The Fed Atlanta, memperkirakan penurunan suku bunga acuan mungkin hanya sekali tahun ini, cuma 25 basis poin (bps).
Ini terjadi karena inflasi di Negeri Adikuasa masih ‘bandel’. Kebijakan kenaikan tarif bea masuk terhadap produk impor yang diterapkan Presiden Donald Trump membuat harga barang dan jasa sulit turun signifikan.
“Saya memperkirakan hanya sekali, terutama karena inflasi akan sangat bergejolak dan sulit untuk bergerak dramatis menuju target 2%. Saya raya langkah yang layak adalah kita harus mendorong ke belakang,” ungkap Bostic, dalam wawancara dengan Bloomberg Television.
Bostic kini melihat inflasi baru akan kembali ke target 2% pada awal 2027.
Tahun lalu, The Fed mengambil langkah yang cukup agresif dengan menurunkan suku bunga acuan sebanyak 100 bps. Namun tahun ini, sepertinya tekanan inflasi membuat langkah serupa sulit diulang kembali.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)