Logo Bloomberg Technoz

Ia memperkirakan, para investor sudah bersiap memperkirakan rupiah bisa jatuh melampaui Rp17.000/US$ ketika Presiden AS Donald Trump memberlakukan kebijakan tarif pada awal April nanti.

Bank Indonesia sudah berulang masuk ke pasar menahan kejatuhan rupiah lebih dalam, bukan hanya di pasar spot valas dan NonDeliverable Forward tapi juga di pasar surat utang negara.

Investor juga akan mencermati apakah Bank Indonesia akan menyesuaikan kebijakan moneter pada pertemuan April nanti untuk membendung arus keluar modal lebih lanjut. Atau, akankah bank sentral membiarkan rupiah terdepresiasi lebih lanjut. 

"Bank Indonesia memiliki cadangan devisa yang bisa digunakan untuk menahan rupiah untuk sementara, namun hal itu tidak akan berkelanjutan jika sentimen pasar mendorong pelemahan rupiah begitu kuat," kata Jon Harisson, dari GlobalData TS Lombard di London.

Ia memperkirakan, BI akan membiarkan rupiah terdepresiasi karena inflasi yang rendah memberi ruang bagi manuver bank sentral.

Sebelumnya, Visnu Varathan, Chief Economist and Strategist di Mizuho mentakan, level rupiah di Rp16.800/US$ adalah risiko jangka pendek jika tidak ada upaya menahan. Bila itu tertembus, target pelemahan berikutnya adalah Rp17.000/US$.

(rui)

No more pages