Ini terjadi karena inflasi di Negeri Adikuasa masih ‘bandel’. Kebijakan kenaikan tarif bea masuk terhadap produk impor yang diterapkan Presiden Donald Trump membuat harga barang dan jasa sulit turun signifikan.
“Saya memperkirakan hanya sekali, terutama karena inflasi akan sangat bergejolak dan sulit untuk bergerak dramatis menuju target 2%. Saya raya langkah yang layak adalah kita harus mendorong ke belakang,” ungkap Bostic, dalam wawancara dengan Bloomberg Television.
Bostic kini melihat inflasi baru akan kembali ke target 2% pada awal 2027.
Tahun lalu, The Fed mengambil langkah yang cukup agresif dengan menurunkan suku bunga acuan sebanyak 100 bps. Namun tahun ini, sepertinya tekanan inflasi membuat langkah serupa sulit diulang kembali.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal
Lalu bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini? Apakah bisa naik lagi atau kembali ditutup di jalur merah?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 65,09. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 56,93. Menghuni area beli (long) tetapi belum terlalu kuat.
Harga emas berpotensi bergerak sideways hari ini, dengan rentang yang relatif terbatas. Cermati pivot point di US$ 3.021/troy ons. Jika tertembus, maka ada peluang menguji resisten di US$ 3.024/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5.
Sedangkan target support terdekat adalah US$ 3.017/troy ons yang menjadi MA-10.
(aji)