Oktober lalu, BMW AG menyatakan mengalihkan produksi mobil Mini elektrik dari Oxford ke China. Honda Motor Co juga menutup pabrik di Swindon yang membuat Civic. Sementara Stellantis menghentikan produksi Vauxhall di pabrik Ellesmere Port.
Meski begitu, produksi mobil baterai di Inggris menunjukkan tanda positif. Produksi naik sekitar 5% dan ekspor melonjak 7 kali lipat menjadi lebih dari GBP 10 miliar (Rp 184,27 triliun).
Bentley, yang kini dimiliki Volkswagen AS, berencana berinvestasi GBP 2,5 miliar (Rp 46,07 triliun) untuk kendaraan listrik dan modernisasi pabrik di Crewe. Sementara Nissan berkomitmen membangun pabrik baterai di Sunderland, yang membuka 1.650 lapangan kerja.
Tantangan dalam pengembangan kendaraan listrik kini datang dari Amerika Serikat (AS). Pemerintahan Presiden Joe Biden melalui Inflation Reduction Act memberikan subsidi bagi teknologi ramah lingkungan sehingga menarik dunia usaha untuk menanamkan modal di Negeri Paman Sam.
“Kebijakan AS jelas berpotensi menyedot investasi. Pertanyaannya adalah bagaimana Inggris merespons hal ini,” tegas Hawes.
(bbn)