Logo Bloomberg Technoz

Namun, Trump menyatakan bahwa kebocoran informasi ini tidak cukup serius untuk dianggap sebagai tindak kriminal atau bahkan mengarah pada larangan penggunaan Signal, aplikasi perpesanan terenkripsi yang digunakan oleh para pejabat untuk berdiskusi, meskipun ada kekhawatiran mengenai keamanan dan kebijakan penyimpanan catatan.

Pernyataan Trump ini sejalan dengan upaya pemerintahannya untuk meredam dampak dari insiden kebocoran ini, yang memicu kehebohan di Washington terkait cara tim Trump menangani informasi sensitif.

“Saya tidak tahu banyak tentang Signal,” kata Trump. “Saya tidak terlibat dalam ini, tapi saya baru saja mendengarnya, dan saya dengar banyak kelompok menggunakannya—media banyak menggunakannya. Militer juga menggunakannya. Dan saya pikir penggunaannya cukup sukses, meskipun terkadang seseorang bisa menyusup ke dalamnya.”

Sementara itu, Waltz, yang mendapat kecaman atas insiden ini, mengatakan bahwa para pakar keamanan dan tim hukum sedang meninjau apa yang sebenarnya terjadi.

“Tentu saja, kami akan menjaga segalanya seaman mungkin,” kata Waltz.

Insiden ini pertama kali diungkap oleh Jeffrey Goldberg, Pemimpin Redaksi The Atlantic, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin. Grup pesan tersebut terdiri dari sejumlah pejabat tinggi, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, dan lainnya. Mereka membahas rencana serangan terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Meskipun Goldberg tidak mempublikasikan rincian rencana tersebut dalam artikelnya, ia menulis bahwa Hegseth sempat membagikan “detail operasional tentang serangan yang akan datang di Yaman,” termasuk informasi target dan spesifikasi senjata.

Tim Trump menggunakan aplikasi terenkripsi Signal, yang dikenal memiliki tingkat keamanan tinggi, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah AS sebagai platform untuk menyebarkan informasi rahasia.

Pada sidang Senat pada Selasa (25/03/2025), Direktur CIA John Ratcliffe menyatakan bahwa penggunaan Signal masih diperbolehkan bagi pejabat intelijen. Ia dan Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard—yang juga ada dalam grup pesan tersebut—membela tindakan mereka dan menegaskan bahwa tidak ada informasi rahasia yang dibagikan.

“Dewan Keamanan Nasional sedang meninjau seluruh aspek dari kejadian ini, termasuk bagaimana jurnalis itu bisa secara tidak sengaja ditambahkan ke dalam grup pesan dan apa saja yang sebenarnya terjadi,” kata Gabbard.

Ketika ditanya langsung mengapa informasi dalam grup tersebut tidak dikategorikan sebagai rahasia, Trump mengabaikan pertanyaan tersebut. Namun, dalam momen lain, ia juga menolak untuk berkomitmen mengungkap isi percakapan itu ke publik.

“Saya akan bertanya kepada pihak militer tentang itu, karena, sejujurnya, mungkin ada baiknya untuk tidak mengungkapkannya,” ujar Trump.

Trump juga menilai keputusan Goldberg untuk keluar dari grup pesan sebagai tanda bahwa ia menganggap diskusi tersebut membosankan.

Di saat yang sama, Trump mengakui bahwa penyelidikan internal sudah menemukan bagaimana Goldberg bisa ditambahkan ke grup. Dalam wawancara dengan NBC News pada Selasa, ia menyatakan bahwa salah satu staf Waltz kemungkinan bertanggung jawab atas kesalahan ini.

“Itu adalah salah satu orang Michael yang melakukannya,” kata Trump. “Seorang stafnya memiliki nomor Goldberg dalam daftar kontak mereka.”

Trump sempat mengisyaratkan perlunya pengamanan lebih ketat terhadap informasi sensitif, dengan menekankan pentingnya pembatasan perangkat komunikasi selama pertemuan penting di Gedung Putih.

“Minggu lalu saya berada di Situation Room untuk membahas sesuatu yang sangat penting, dan ada beberapa orang yang terhubung melalui panggilan jarak jauh,” kata Trump. “Saya langsung berkata, ‘Matikan panggilannya. Maaf, teman-teman.’”

Namun, para senator Demokrat yang hadir dalam sidang Komite Intelijen Senat tetap tidak puas dengan respons pemerintahan Trump. Mereka mengecam insiden ini sebagai pelanggaran keamanan nasional yang serius dan berjanji akan menuntut akses penuh terhadap isi percakapan grup pesan tersebut.

“Jika ini dilakukan oleh seorang perwira militer atau pejabat intelijen, mereka pasti sudah dipecat,” ujar Senator Mark Warner, anggota Demokrat tertinggi dalam komite tersebut. “Ini adalah contoh lain dari kecerobohan yang luar biasa dalam menangani informasi rahasia. Ini bukan kesalahan pertama, dan jelas bukan yang terakhir.”

Sementara itu, Gedung Putih mengklaim telah memberikan arahan kepada para pejabat senior mengenai platform komunikasi yang paling aman untuk digunakan.

Dalam wawancara dengan CNN pada Senin malam, Goldberg menegaskan kembali bahwa grup tersebut secara aktif mendiskusikan rencana serangan, termasuk jadwal dan target operasi.

“Mereka benar-benar mengirim pesan tentang rencana serangan,” kata Goldberg. “Mereka membahas kapan target akan diserang, bagaimana caranya, siapa yang ada di lokasi tersebut, serta urutan serangan berikutnya.”

“Rencana ini dikirim sebelum serangan terjadi,” tambahnya.

(bbn)

No more pages