Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Shell Indonesia buka suara ihwal gangguan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) miliknya, yang terjadi baru-baru ini di beberapa lokasi.

President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan perusahaan terus mengupayakan pengisian produk BBM di jaringan SPBU Shell agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya.

“Shell Indonesia berkomitmen untuk terus menerapkan standar keselamatan yang terbaik, termasuk dalam mendistribusikan produk BBM ke seluruh SPBU Shell,” kata Ingrid saat dihubungi, Selasa (25/3/2025).

Sejumlah warganet mengeluhkan stok BBM yang kembali kosong di sejumlah SPBU Shell, seperti yang sempat terjadi pada Februari 2025.

Pemilik akun @vetubii_ di media sosial X menyampaikan sejumlah lokasi SPBU kosong dalam waktu yang bersamaan.

“Shell di Sunter, Shell di Jati Asih, Shell di Pluit, dah tuh 3 lokasi yang sangat berjauhan, semua kosong di 1 hari yang sama,” tulisnya di akun tersebut. 

Tulisan pengumuman stok BBM kosong di SPBU Shell, Cikini, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Senada, pemilik akun @fdhilfirmansyah menuturkan stok BBM Shell di SPBU Karawang telah kosong sejak Jumat pekan lalu.

Pemilik akun @tesarramadhan mengalami hal serupa, Shell di Rawa Buntu belum lama ini kehabisan stok selama sepekan. Ketika restock, BBM Shell mengalami kelangkaan stok kembali dalam waktu singkat.

“Shell Rawa Buntu semingguan kosong, pas restok eh 2 hari [jenis BBM Shell] Super sudah kosong lagi,” ujarnya. 

Bukan Pertama Kali 

Gangguan pasokan BBM di sejumlah SPBU Shell bukan kali ini terjadi. Awal Februari tahun ini, Shell juga mengalami hal serupa.

Ingrid mengatakan kasus kelangkaan BBM di SPBU Shell terjadi akibat kondisi stock out terhadap seluruh varian produk bensin RON 92, RON 95, dan RON 98, serta solar CN51 sejak Januari 2025.

Ingrid menyebut Shell mengalami keterlambatan pengiriman stok BBM akibat gangguan dari sisi suplai atau rantai pasok.

“Akan tetapi, hambatan tersebut memang merupakan kondisi yang di luar kendali kami, karena yang dapat kami fokuskan adalah hal-hal yang memang dapat kami kendalikan, yaitu pertama kami telah menyampaikan permohonan neraca komoditas [ke Kementerian ESDM] untuk 2025 sebagai dasar untuk mendapatkan persetujuan impor pada September 2024,” terangnya dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (26/2/2025).

Tulisan pengumuman stok BBM kosong di SPBU Shell, Jalan DR. Satrio, Jakarta Selatan, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dengan kata lain, Inggrid mensinyalir awal mula kelangkaan BBM di SPBU Shell sudah terjadi sejak September tahun lalu, saat perseroan mengajukan permohonan neraca komoditas untuk mengantongi izin impor BBM dari pemerintah.

​​“Kami juga melakukan korespondensi dengan kementerian terkait, yaitu Kementerian ESDM, dan menyampaikan apa saja risiko yang akan terjadi—misalnya potensi stock out — apabila terjadi keterlambatan dari sisi suplai,” ujarnya.

Shell, menurut Ingrid, baru mendapatkan persetujuan neraca komoditas dari Kementerian ESDM pada 20 Januari 2025, sedangkan persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan baru dikantongi pada 23 Januari 2025.

"Jadi kalau kita lihat, perizinannya membutuhkan waktu yang lebih lama dari sebelumnya, karena kami juga sudah sampaikan pada September, tetapi kami baru mulai Januari."

Sayangnya, pada saat Shell sudah mendapatkan persetujuan neraca komoditas, kondisi pasokan BBM di SPBU yang dikelola Shell sudah terlanjur menipis. Ingrid menyebut 25% dari SPBU Shell saat itu sudah kehabisan stok BBM untuk beberapa varian.

Namun, Ingrid mengaku Shell telah berupaya memitigasi masalah tersebut dengan membagi stok BBM-nya untuk SPBU di setiap daerah, agar tidak terjadi kehabisan pasokan.

“Segera setelah mendapatkan persetujuan [impor], kami melakukan upaya percepatan untuk produk BBM sehingga kami dapat distribusikan sesegera mungkin. Namun, yang perlu saya sampaikan adalah, dibutuhkan waktu untuk mempersiapkan. Mulai penunjukan kapal, persiapan produk, sampai juga kami harus bongkar di terminal, pengetesan dan sampai distribusi dari terminal ke SPBU itu membutuhkan waktu sekitar hampir 20 hari.”

Per 6 Februari 2025, kata Ingrid, Shell mengeklaim telah berhasil mengatasi masalah kelangkaan stok BBM di SPBU-nya. Adapun, normalisasi pasokan BBM di SPBU Shell mulai terjadi per 11 Februari 2025.

SPBU Shell, yang hadir di Indonesia sejak 2005, sebelumnya mengalami kelangkaan pasokan di 200 SPBU yang beroperasi di empat provinsi, yaitu Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Petugas memberi info ke pelanggan mengenai stok BBM di SPBU Shell, Jalan DR. Satrio, Senin (3/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Izin Sampai April

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah persoalan perizinan pengadaan stok menjadi alasan gangguan pasokan BBM di SPBU milik Shell Indonesia.

Enggak lah, enggak ada. Sudah enggak ada [kelangkaan],” kata Pelaksana Harian Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tri Winarno ditemui di Kompleks Parlemen, Rabu (26/2/2025).

Tri menyatakan bahkan izin impor BBM bagi SPBU swasta untuk tiga bulan—yakni April hingga Juni 2025 — sudah diberikan oleh pemerintah.

“Kalau saya melihatnya, enggak [telat perizinan], karena untuk April saja izinnya sudah keluar sekarang,” tutur Tri.

(wdh)

No more pages