Logo Bloomberg Technoz

Negosiasi ini berlangsung setelah Trump melakukan panggilan telepon terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pekan lalu. Kedua negara tengah membahas kemungkinan kesepakatan untuk tidak menyerang infrastruktur energi, tetapi belum jelas kapan kesepakatan itu akan diberlakukan dan apakah akan membantu proses perdamaian yang lebih luas.

Terkait perjanjian sumber daya alam yang sedang dirundingkan antara Ukraina dan AS di bawah pemerintahan Trump, Markarova mengungkapkan bahwa tim dari kedua negara berupaya menyelesaikan negosiasi secepat mungkin.

Trump sendiri menekan Zelenskiy agar mengizinkan AS mendapatkan keuntungan dari sumber daya alam Ukraina yang belum dimanfaatkan. Kesepakatan ini awalnya direncanakan rampung saat Zelenskiy mengunjungi Gedung Putih bulan lalu, tetapi sempat mengalami hambatan setelah pertemuan Oval Office yang menegangkan antara kedua pemimpin.

Pejabat di Kyiv menegaskan bahwa mereka siap untuk merampungkan perjanjian tersebut, sementara penundaan tampaknya terjadi di pihak AS. Meskipun Trump menyatakan bahwa kesepakatan dapat segera diselesaikan, fokus pemerintahannya kini beralih ke upaya gencatan senjata, serta kemungkinan membawa pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina ke dalam kendali Amerika.

Gedung Putih baru-baru ini menyatakan bahwa kepemilikan AS atas pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina dapat memberikan perlindungan terbaik bagi fasilitas tersebut.

"Ada banyak sektor yang bisa kami garap bersama," ujar Markarova, menyebut energi sebagai kekuatan utama Ukraina, selain produksi pertanian, infrastruktur, dan teknologi pertahanan.

"Kami benar-benar ingin bekerja sama lebih erat dengan AS, serta mitra Eropa dan lainnya," tambahnya. "Banyak hal yang bisa kami lakukan dengan perusahaan-perusahaan Amerika."

Di tengah upaya perundingan, serangan Rusia masih terus terjadi. Senin lalu, saat pembicaraan di Riyadh berlangsung, sebuah rudal Rusia menghantam area padat penduduk di kota Sumy, Ukraina timur laut, melukai 65 orang, termasuk 14 anak-anak, menurut laporan Kantor Kejaksaan Wilayah di Facebook.

Sehari sebelumnya, Zelenskiy melaporkan bahwa "serangan drone besar-besaran dari Rusia" masih terus berlangsung. Ia mendesak sekutu AS dan Eropa untuk meningkatkan tekanan terhadap Moskow agar menghentikan serangan tersebut.

(bbn)

No more pages