“Masih ada waktu untuk menghindari yang terburuk dari bencana iklim. Namun para pemimpin harus bertindak – sekarang,” tambahnya.
Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam Advances in Atmospheric Sciences menemukan bahwa pemanasan lautan pada 2024 memainkan peran kunci dalam suhu yang mencapai rekor tertinggi. Lautan saat ini adalah yang terhangat yang pernah tercatat dalam sejarah manusia, tidak hanya di permukaan tetapi juga hingga kedalaman 2.000 meter, menurut studi yang dipimpin oleh Prof. Lijing Cheng dari Institute of Atmospheric Physics di Chinese Academy of Sciences. Studi ini melibatkan tim beranggotakan 54 ilmuwan dari tujuh negara dan 31 institusi.
Sekitar 90% kelebihan panas dari pemanasan global tersimpan di lautan, menjadikan kandungan panas laut sebagai indikator krusial perubahan iklim. Dari 2023 hingga 2024, kandungan panas laut global pada lapisan atas 2.000 meter meningkat sebesar 16 zettajoule (10²¹ Joule), sekitar 140 kali total pembangkitan listrik dunia pada 2023, menurut studi yang didasarkan pada dataset dari Institute of Atmospheric Physics.
WMO akan memberikan rincian lengkap mengenai indikator utama perubahan iklim, termasuk gas rumah kaca, suhu permukaan, panas laut, kenaikan permukaan laut, penyusutan gletser, dan luas es laut dalam laporan State of the Global Climate 2024 yang akan diterbitkan pada Maret 2025. Laporan ini juga akan mencakup peristiwa berdampak tinggi.
(spt)