Bloomberg Technoz, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani mengatakan modal awal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru bernama Agrinas kemungkinan tidak berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Kementerian Keuangan.
Rosan mengatakan, Agrinas akan menjadi bagian dari Danantara dan mendapatkan dana dari dividen BUMN yang masuk ke badan pengelola investasi tersebut.
"Agrinas akan menjadi bagian dari Danantara. Jadi, [PMN] itu mungkin tidak dari Kementerian Keuangan, tetapi nanti kita lihat dari dividen yang kita terima dari BUMN ini," ujar Rosan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/3/2025).
Dengan demikian, Danantara diminta untuk menyelaraskan program dan rencana dari Agrinas dengan visi dan misi badan pengelola investasi tersebut.
Kendati begitu, Rosan belum mengonfirmasi besaran modal yang diberikan Danantara ke Agrinas. Hal yang terang, Danantara akan melakukan evaluasi terhadap struktur dari Danantara.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan rapat bersama Presiden Prabowo Subianto pada hari ini membahas soal persiapan dan rencana Agrinas.
"Ada soal pangan, pangan itu ada karbohidrat, padi, kemudian ubi. Kalau protein itu tadi ikan akan dibangun di Jawa itu 20.000 hektare [ha] budi daya ikan,” ujar Zulhas.
"Dari Agrinas Palma mengenai perkebunan sawit, ada rencana 1 juta ha, tetapi yang sudah dalam pengelolaan 221.000 ha, di mana 145.000 ha perlu perbaikan dan sisanya masih perlu tanam baru karena masih kawasan yang kosong sambil menyelesaikan, 800.000 ha akan dibangun."
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan Rp8 triliun untuk suntikan modal melalui PMN kepada BUMN baru, Agrinas.
Bendahara Negara menggarisbawahi Agrinas merupakan BUMN baru dalam perikanan, pangan, dan perkebunan yang dibentuk dari tiga perusahaan pelat merah konsultan karya yang lama dan yang sudah ada saat ini.
Tiga BUMN tersebut antara lain Virama Karya yang bakal berganti menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara; Yodya Karya berganti menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara; dan PT Indra Karya berganti menjadi PT Agrinas Palma Nusantara.

Menurut Sri Mulyani, anggaran Rp8 triliun itu sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Hanya saja, sebelumnya pemerintah belum mengidentifikasi BUMN apa yang mendapatkan suntikan modal tersebut.
"Kami menyiapkan dalam APBN below the line sampai Rp8 triliun. Dalam APBN ada below the line, yaitu pembiayaan untuk investasi. Alokasi Rp8 triliun sudah ada di APBN, hanya waktu itu belum dialokasikan untuk BUMN yang mana," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, dikutip Rabu (19/3/2025).
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono sempat mengungkapkan rencana pemberian PMN untuk Agrinas.
Dalam hal ini, pemerintah melakukan perluasan bidang usaha pada tiga BUMN dengan mengubah atau menggunakan kembali (repurposing) BUMN konsultan karya menjadi BUMN yang bergerak di sektor perikanan, perkebunan, dan pangan.
Dalam paparannya, Thomas menjelaskan Virama Karya bakal berubah menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara sebagai subsektor perikanan. Nantinya, PMN dalam subsektor ini bakal digunakan untuk kegiatan tambak budi daya dan kegiatan perikanan tangkap.
Selanjutnya, Yodya Karya bakal berubah menjadi PT Agrinas Pangan Nusantara sebagai subsektor pangan. PMN dalam subsektor ini digunakan untuk pengelolaan Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP).
Terakhir, Indra Karya bakal berubah menjadi PT Agrinas Palma Nusantara sebagai subsektor perkebunan. PMN pada subsektor ini akan digunakan untuk program revitalisasi lahan dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
(dov/ros)