Adapun, realisasi PMA di Indonesia pada 2024 adalah Rp900,2 triliun. Angka ini meningkat 21% secara tahunan (year-on-year) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Luhut mengatakan kawasan tersebut akan menjadi gerbang bagi dana investasi luar negeri yang akan masuk dan diinvestasikan ke berbagai sektor riil di Indonesia.
Dalam kaitan itu, Luhut mengatakan investor juga berkesempatan menjadi co-investor bersama Badan Pengelola Investasi Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA).
"Strategi seperti ini telah terbukti sukses di Abu Dhabi, Dubai, Dubai, Hong Kong dan Singapura," ujarnya.
Agar KEK Pusat Keuangan dan family office berhasil, kata Luhut, diperlukan ekosistem yang menunjang kualitas hidup, selain dari kebijakan yang kuat. Oleh karena itu, fasilitas berstandar internasional seperti sekolah, rumah sakit, residensial dan perkantoran menjadi faktor penting.
"Kami akan segera menetapkan kirteria terbaik untuk KEK ini. Jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus membangun ekosistem keuangan yang progresif dan kompetitif. Bukan sekadar pendukung, tetapi akselerator utama pembangunan nasional," ujarnya.
(dov/roy)