Matthew Martin dan Daryna Krasnolutska - Bloomberg News
Bloomberg, Pejabat Ukraina dan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan di Riyadh, Arab Saudi, dalam upaya melanjutkan negosiasi untuk mengakhiri invasi besar-besaran Rusia. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump terus mendorong kesepakatan gencatan senjata.
Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan bahwa diskusi yang berlangsung pada Minggu (23/03/2025) di Arab Saudi berlangsung "produktif dan terfokus". Dalam pernyataannya di media sosial, ia menyebut bahwa perundingan membahas "poin-poin utama, termasuk energi." Delegasi AS dan Rusia dijadwalkan menggelar pembicaraan terpisah pada Senin (24/03/2025).
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Mike Waltz, sebelumnya menyatakan bahwa diskusi terbaru ini akan difokuskan pada kemungkinan gencatan senjata di wilayah Laut Hitam. Menurutnya, perundingan ini dapat berlanjut ke pembahasan mengenai "garis kendali," yang merujuk pada garis depan pertempuran antara kedua belah pihak sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.
"Ini mencakup detail mengenai mekanisme verifikasi, pasukan penjaga perdamaian, serta pembekuan garis pertempuran di posisi saat ini," ujar Waltz dalam program Face the Nation di CBS, Minggu. "Dan tentu saja, diskusi akan berlanjut menuju perdamaian yang lebih luas dan permanen, termasuk jaminan keamanan bagi Ukraina."
Trump, dalam pernyataan pada Sabtu, menegaskan bahwa upaya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dalam perang Rusia-Ukraina berada "di bawah kendali."
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa pertemuan kabinet militernya di Kharkiv turut membahas pembicaraan yang berlangsung di Arab Saudi.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Rustem Umerov, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Oleksandr Syrskyi, Kepala Staf Umum Andrii Hnatov, serta beberapa penasihat utama Zelenskiy.
Di sisi lain, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada televisi pemerintah Rusia bahwa negosiator dari Moskow siap membahas rincian mengenai kemungkinan dilanjutkannya Inisiatif Laut Hitam dalam pembicaraan di Riyadh.
Hingga 2024, Rusia menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, terutama di bagian timur dan tenggara, termasuk Crimea. Diperkirakan sekitar 3 juta warga Ukraina hidup di bawah pendudukan Rusia, sementara jutaan lainnya terpaksa mengungsi dan banyak yang—termasuk anak-anak—dideportasi ke Rusia.
(bbn)