Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kabar internasional selama sepekan ini, Senin (17/3/2025) hingga Minggu (23/3/2025) diramaikan oleh keputusan Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5%. Gubernur Jerome Powell mengatakan ada peluang resesi meningkat, tetapi tidak tinggi.

Rencana Jepang dan China untuk mengadakan dialog ekonomi pertama mereka dalam enam tahun terakhir juga mendapat banyak perhatian. Kedua raksasa ekonomi Asia tersebut ingin mengurangi ketegangan pada saat  menghadapi tekanan perdagangan dari Amerika Serikat (AS).

Berikut selengkapnya lima berita global paling populer selama sepekan:

1. The Fed Tahan Bunga Acuan Lagi, Sinyalir Potensi Resesi AS Naik

Ketua Bank Sentral AS Jerome Powell (Sumber: Bloomberg)

Para pejabat Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga acuan mereka setelah mengadakan pertemuan kedua berturut-turut. Putusan ini diambil lantaran ada kekhawatiran yang meningkat bahwa ekonomi melambat dan inflasi tetap tinggi.

Gubernur Jerome Powell mengakui tingginya ketidakpastian dari perubahan kebijakan Presiden AS Donald Trump yang signifikan. Namun, ia menegaskan kembali bank sentral tidak terburu-buru untuk menyesuaikan biaya pinjaman. Menurutnya, para pejabat The Fed bisa menunggu kejelasan lebih rinci terkait dampak kebijakan tersebut pada perekonomian sebelum bertindak.

Dari pemungutan suara pada Rabu (19/3/2025), Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memilih menahan suku bunga acuan The Fed di kisaran 4,25%-4,5%. Mereka mengatakan akan semakin memperlambat laju pengurangan neraca keuangannya.

2. Petunjuk dari Jerome Powell Jelang Pengumuman Bunga Acuan The Fed

Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell kepada media usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC). (Dok Bloomberg)

Para pejabat Federal Reserve (The Fed) mungkin akan menahan suku bunga acuan saat mereka bertemu pada Rabu (19/3/2025). Sehingga, mereka punya waktu untuk menilai bagaimana kebijakan Presiden Donald Trump berdampak pada ekonomi yang menghadapi tekanan inflasi berkepanjangan dan meningkatnya kekhawatiran akan pertumbuhan.

Tarif baru dari Trump, yang disandingkan dengan pembalasan dari mitra dagang AS, sudah merusak sentimen konsumen dan mendorong ekspektasi warga AS pada inflasi di masa mendatang. Beberapa pungutan ditunda tak lama setelah diumumkan, sehingga tidak jelas bagaimana perang dagang pada akhirnya akan memengaruhi ekonomi.

Ketidakpastian ini mungkin akan membuat para pembuat kebijakan memilih mode wait-and-see, enggan mengikatkan diri mereka pada jalur kebijakan tertentu.

3. Poin-Poin Penting dari Keputusan The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

The Federal Reserve / The Fed (Ting Shen/Bloomberg)

Berikut ini adalah poin-poin penting dari keputusan suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (19/3/2025) waktu setempat:

1. Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) memberikan suara untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran target 4,25%- 4,5%.

2. "Dot plot" proyeksi suku bunga menunjukkan median pejabat The Fed diperkirakan akan mengurangi suku bunga setengah poin persentase pada tahun 2025, menyiratkan hanya dua pemotongan seperempat poin tahun ini, sama seperti yang mereka perkirakan pada Desember.

4. Trump Akhirnya Rilis Dokumen Rahasia Pembunuhan John F Kennedy

John F Kennedy (Dok. JFK Library)

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump baru saja merilis dokumen-dokumen rahasia terkait pembunuhan mantan Presiden AS John F Kennedy. Publikasi dokumen ini merupakan janji kampanye Trump pada Pilpres 2024 lalu.

Tulsi Gabbard, Direktur Intelijen Nasional Trump, melalui unggahannya di X membagikan tautan ke halaman situs web National Archives and Records Administration (NARA) yang berisi catatan-catatan tersebut. 

Gabbard lalu memuji langkah ini sebagai simbol bagaimana presiden "mengantar era baru transparansi maksimum." Ia menambahkan bahwa berkas-berkas tersebut "dirilis ke publik tanpa penyuntingan."

5. Jepang-China Mau Berunding, Galang Kekuatan di Tengah Tarif Trump

Bendera China dan Jepang./dok. Bloomberg

Jepang dan China akan mengadakan dialog ekonomi pertama mereka dalam enam tahun pada Sabtu (22/3/2025), dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan pada saat kedua raksasa ekonomi Asia tersebut menghadapi tekanan perdagangan dari Amerika Serikat (AS).

China adalah mitra dagang terbesar Jepang, tetapi kedua negara tersebut telah berselisih pendapat mengenai berbagai masalah, termasuk sengketa wilayah dan larangan yang diberlakukan oleh Beijing terhadap makanan laut dari Jepang setelah pembuangan air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Dai-ichi yang lumpuh.

Survei menunjukkan perusahaan-perusahaan Jepang di China menjadi lebih pesimistis untuk berbisnis di China karena meningkatnya ketegangan geopolitik, hubungan bilateral yang memburuk, dan persaingan yang ketat dari perusahaan-perusahaan China.

(ros)

No more pages