Beijing juga telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan hubungan dengan mitra dagang utamanya karena menghadapi kenaikan tarif perdagangan dari Washington.
"Perusahaan-perusahaan besar Jepang masih memperoleh keuntungan dari China, jadi Jepang tidak punya pilihan selain terus berbisnis dengan China," kata Norihiko Ishiguro, ketua Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang.
Masalah air limbah beserta lingkungan kerja bagi bisnis-bisnis Jepang di China kemungkinan akan menjadi salah satu topik selama dialog ekonomi, menurut kementerian luar negeri Jepang.
"Saya berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk bekerja sama dengan China guna mengurangi masalah dan kekhawatiran kita selangkah demi selangkah, sambil meningkatkan bidang-bidang kerja sama dan kolaborasi," kata Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya awal minggu ini.
Dialog ekonomi akan berlangsung pada hari yang sama dengan pertemuan di Tokyo antara Iwaya, diplomat utama China Wang Yi, dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-Yul.
“Para menteri luar negeri dari ketiga negara akan membahas kerja sama, isu-isu yang menjadi perhatian bersama, dan situasi internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning di Beijing, Jumat (21/3/2025).
Menjelang pertemuan tersebut, Kementerian Luar Negeri Jepang meremehkan dampak tarif AS. Jepang akan menanggapi jika China mengangkat isu tarif AS dalam dialog ekonomi, tetapi tanggapan terkoordinasi terhadap tarif tersebut sepertinya tidak mungkin, kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang.
Pembahasan trilateral akan difokuskan terutama pada bidang kerja sama dan isu-isu regional, khususnya Korea Utara, kata pejabat kementerian lainnya. Tarif AS bukan bagian dari agenda, meskipun topik itu mungkin diangkat, katanya.
Kerja sama antara ketiga negara dalam beberapa tahun terakhir difokuskan pada promosi pertukaran antarmasyarakat, transformasi hijau, dan mengeksplorasi cara terbaik untuk mengelola masyarakat yang menua.
KTT trilateral pertama antara Jepang, China, dan Korea Selatan diadakan di sela-sela KTT ASEAN pada 1999. KTT tersebut akhirnya menjadi acara tersendiri pada 2008, dan sebuah kantor yang didedikasikan untuk membina kerja sama antara ketiga negara didirikan di Seoul tiga tahun kemudian.
Pertemuan trilateral dan dialog ekonomi berlangsung beberapa minggu sebelum Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan lebih banyak tarif pada 2 April.
(bbn)