
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bulan Ramadan merupakan momen yang penuh berkah. Pada bulan ini umat Islam tidak hanya berfokus pada ibadah tetapi juga merenungkan bagaimana mengelola harta dengan lebih baik agar dapat menjadi berkah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan berinvestasi sesuai prinsip syariah. Investasi syariah tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga memastikan bahwa setiap transaksi yang dilakukan sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Investasi syariah adalah investasi yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam, yaitu menghindari unsur riba (bunga), garar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian), dan transaksi-transaksi lainnya yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Dalam investasi syariah, dana yang diinvestasikan hanya boleh digunakan pada sektor usaha yang halal dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Investasi dalam pasar modal yang terus berkembang mencakup investasi berbasis syariah yang menawarkan keuntungan dengan tetap mengikuti prinsip-prinsip syariah Islam. Bagi investor yang ingin memperoleh keuntungan tanpa melanggar prinsip syariah Islam, terdapat berbagai instrumen investasi yang sesuai prinsip syariah seperti saham syariah, sukuk, reksa dana syariah dan Exchange Traded Fund (ETF) syariah.
Saham syariah adalah efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal. Di Indonesia, saham syariah terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan hampir seluruh saham syariah tersebut juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI memiliki 5 indeks saham syariah. Diantaranya yang terkenal adalah Jakarta Islamic Index (JII), yaitu indeks yang terdiri dari 30 saham syariah tercatat dengan kapitalisasi pasar terbesar dan likuiditas tinggi. Lalu terdapat pula Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), yang mencakup seluruh saham syariah yang tercatat di papan utama dan papan pengembangan BEI.
Instrumen investasi syariah berikutnya adalah sukuk. Sukuk adalah efek pendapatan tetap berbasis sekuritisasi aset yang sesuai dengan prinsip syariah. Sekuritisasi aset adalah produk investasi yang merupakan hasil konversi aset riil menjadi produk keuangan untuk jangka waktu tertentu. Sehingga setiap sukuk mempunyai aset yang jelas sebagai dasar penerbitannya (underlying asset). Berdasarkan penerbitnya, terdapat 2 jenis sukuk yang tersedia di pasar modal antara lain, sukuk negara yang diterbitkan oleh pemerintah dan digunakan untuk pembiayaan proyek negara. Lalu sukuk korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan termasuk perusahaan milik pemerintah (BUMN/BUMD) untuk pembiayaan kegiatan usaha yang sesuai dengan prinsip syariah Islam.