Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan peringkat kredit Indonesia dari Moody's Investors Service, yang baru dipublikasikan, hanya merupakan evaluasi kesesuaian antara peringkat dan dinamika terkini. 

Peringkat kredit Indonesia masih tetap pada level Baa2, dengan prospek stabil. Namun, penetapan peringkat kredit tidak menjadi dasar penetapan rating baru (non-rating action). 

“Moody's menyelesaikan tinjauan berkala [periodic review] atas peringkat Indonesia. Tinjauan ini dilakukan melalui Komite Penilaian yang diadakan pada 7 Maret 2025,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Deni Surjantoro dalam siaran pers, Jumat (21/3/2025). 

Dalam laporannya, Moody's memproyeksikan pertumbuhan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil rata-rata sekitar 5% untuk 2025 dan 2026. 

Pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang relatif kuat, serta volume komoditas yang stabil yang akan mendukung pertumbuhan ekspor. Namun, Moodys menilai bahwa pemerintah perlu mewaspadai perlambatan akibat dinamika global seperti perang tarif. 

Beban utang Indonesia diperkirakan tetap stabil dan pada tingkat yang relatif rendah jika dibandingkan dengan ukuran ekonominya dan negara tetangga (peers). Meskipun terdapat tantangan dalam kondisi fiskal yang lebih luas, terutama dalam hal masih belum optimalnya basis pendapatan negara, situasi ini diyakini Moody’s masih terkelola dengan baik.

Selain itu, Moody's menilai bahwa profil kredit Indonesia tetap kuat dengan peringkat Baa2, didukung oleh ketahanan ekonomi yang berkelanjutan. Faktor struktural seperti sumber daya alam yang melimpah dan demografi yang kuat menjadi pilar utama yang mendukung stabilitas ekonomi Indonesia. 

Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter yang dikelola dengan baik dalam menjaga disiplin fiskal, stabilitas makroekonomi serta inflasi, dianggap memperkuat profil kredit Indonesia ini. 

"Kami sangat mengapresiasi penilaian yang diberikan oleh Moody's. Ini mencerminkan upaya keras Pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan fiskal. Pemerintah akan terus berkomitmen untuk memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati, menanggapi hasil laporan dari Moody’s.

Moody's juga mencatat, terdapat potensi untuk meningkatkan peringkat jika upaya berkelanjutan Indonesia untuk memperluas ukuran dan daya saing sektor manufaktur dan komoditas berhasil.

“Pemerintah bersama Bank Indonesia senantiasa memperhatikan berbagai dinamika dan risiko global yang terjadi, sekaligus terus berupaya dalam menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar Rupiah serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi,” ujarnya. 

(lav)

No more pages