Logo Bloomberg Technoz

Selain pelemahan penjualan, ACES juga mengalami penurunan Same Store Sales Growth (SSSG) sebesar -6,6% pada Februari 2025, setelah lebih dari dua tahun mengalami pertumbuhan positif. Koreksi terbesar terjadi di luar Jakarta, dengan SSSG di Jawa (di luar Jakarta) anjlok -8,1%, diikuti oleh Jakarta (-7,8%), sementara wilayah luar Jawa relatif lebih resilient dengan penurunan -4%.

Secara kumulatif sepanjang dua bulan pertama 2025, SSSG ACES di Jakarta mencapai -3,9%, diikuti wilayah Jawa di luar Jakarta (-3,2%). Satu-satunya wilayah yang masih mencatatkan pertumbuhan positif adalah luar Jawa dengan SSSG sebesar 2,4%.

Dengan dasar perbandingan yang tinggi pada Maret 2024, di mana SSSG tercatat 19,9%, Bahana Sekuritas memperkirakan pemulihan ACES masih akan terbatas. Terlebih, pola belanja masyarakat selama Ramadan tahun ini diprediksi tetap tertekan akibat faktor ekonomi makro.

Di tengah tantangan tersebut, ACES tetap melanjutkan strategi ekspansi dan rebranding ke AZKO. Hingga Maret 2025, perusahaan telah membuka tiga gerai baru, termasuk debutnya di Papua dengan pembukaan toko di Matoa Square, Abepura. Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan profitabilitas dengan memperluas cakupan ke wilayah luar Jawa yang memiliki biaya operasional lebih rendah.

Meski demikian, Bahana Sekuritas menilai dampak rebranding ACES ke AZKO masih perlu waktu untuk dapat diterima oleh konsumen dan pasar. Hal ini berpotensi menjadi faktor tambahan yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan ke depan.

Melihat kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian serta hasil penjualan yang lebih lemah dari perkiraan, Bahana Sekuritas menurunkan rekomendasi saham ACES dari "Buy" menjadi "Hold." Target harga saham pun direvisi ke Rp670 per lembar, turun dari target sebelumnya Rp900.

“Kami menurunkan proyeksi pertumbuhan pendapatan ACES menjadi 9,2% untuk 2025 dari sebelumnya 12,7%. Perubahan ini mempertimbangkan faktor makroekonomi yang masih menekan daya beli masyarakat,” tulis Bahana Sekuritas.

Ke depan, risiko utama bagi saham ACES adalah lemahnya konsumsi domestik, reaksi negatif terhadap rebranding, serta dampak faktor eksternal seperti inflasi dan kebijakan moneter. Investor disarankan untuk tetap mencermati perkembangan pasar sebelum mengambil keputusan investasi.

Dengan kondisi saat ini, sektor ritel diprediksi masih akan mengalami tekanan hingga pertengahan 2025, sebelum adanya potensi pemulihan yang lebih jelas di paruh kedua tahun ini.

(rtd/hps)

No more pages