Bloomberg Technoz, Jakarta - Head of Mandiri Institute Andre Simangunsong menjelaskan belanja masyarakat relatif datar sejak menjelang hingga pekan pertama Ramadan 2025 atau per 9 Maret, berbeda dibanding pola tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Mandiri Spending Index, hingga minggu pertama, kenaikan belanja pada Ramadan 2025 hanya sebesar 1,4%. Angka ini melambat dibandingkan kenaikan 4,7% dan 2,8% masing-masing pada periode yang sama pada 2024 dan 2023.
"Hal ini sejalan dengan fenomena menahan belanja [save now] dan baru giat berbelanja menjelang Idulfitri [splurge later] yang sudah mulai terlihat sejak Ramadan 2024," ujar Andre dalam laporan Mandiri Institute: Perkembangan Belanja Masyarakat Terkini per 9 Maret 2025, dikutip Jumat (21/3/2025).
Belanja yang datar (flattening) lebih terlihat di wilayah-wilayah penghasil komoditas, terutama Kalimantan.
Bila dilihat lebih detail, kenaikan belanja yang terjadi pada minggu pertama Ramadan 2025 - yang lebih lambat dibandingkan kenaikan belanja di periode yang sama tahun lalu - terjadi di hampir semua wilayah, terutama di lalu yang lebih rendah 4% poin dibandingkan kenaikan pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan kelompok belanja, tren belanja yang bersifat tahan lama (durable) seperti kelompok elektronik dan kelompok rumah tangga melambat, berbeda dari tahun lalu. Untuk kelompok barang konsumsi, kenaikan hanya didorong oleh belanja di pasar swalayan (supermarket), sementara tren belanja mode (fashion) melambat, tidak seperti pola tahun lalu yang terus meningkat.
Pada kelompok leisures, belanja perawatan kecantikan (beauty care) juga tidak sekuat Ramadan tahun lalu.
Pada kelompok mobilitas, maskapai meningkat tetapi tidak sekuat tahu lalu, transportasi seperti kereta dan bus meningkat signifikan dan otomotif seperti servis, bengkel, dan suku cadang mulai naik di minggu pertama Ramadan.
"Ini mungkin mengindikasikan persiapan dan preferensi mobilitas mudik dan liburan yang lebih menggunakan angkutan darat [kereta, bus, dan mobil/sepeda motor]," ujarnya.
Dibandingkan Februari 2025 sebesar 20,2%, proporsi belanja restoran pada Maret 2025 atau Ramadan turun menjadi 16,7%. Sementara belanja di pasar swalayan (supermarket) meningkat dari 16,5% pada Februari 2025 menjadi 20,6% pada Maret 2025.
"Hal ini mengindikasikan aktivitas makan di luar melambat, kemungkinan masyarakat lebih banyak memasak dan makan di rumah," ujarnya.
Proporsi belanja elektronik juga menurun dan merupakan yang terendah saat ini, yakni 3,6% pada Maret 2025. Lebih rendah dibandingkan dengan 5,5% pada Februari 2025.
(lav)