Bloomberg Technoz, Jakarta - Pakar keamanan siber mengkritik Bank Indonesia (BI) terkait dengan sistem penukaran uang secara digital melalui sistem PINTAR yang beberapa waktu lalu mengalami kendala teknis lantaran serangan Distributed Denial of Service (DDoS) sehingga mengakibatkan gangguan akses bagi masyarakat.
"Kenapa nih tiap tahun aksesnya terlalu banyak di luar dugaan? Kan memalukan untuk lembaga sekelas Bank Indonesia yang mengatur seluruh bank di Indonesia, ngatur e-wallet, dana yang sebesar itu triliun-triliunan gitu, eh ngatur orang tukar duit aja nggak mampu gitu," ucap Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom saat berbincang di Jakarta Jumat (21/3/2025).
Alfons menilai BI idealnya memiliki kesiapan lebih dalam menghadapi serangan semacam ini. Apalagi mitigasi DDoS bukanlah hal yang sulit bagi institusi dengan sumber daya besar seperti BI.
"Jadi, itu yang perlu kita pertanyakan. Kalau memang benar DDoS, sekelas BI [masa] nggak bisa menghadapi? Suruh kasih hacker atau penipu aja, kenapa mereka bisa ngadepin DDoS kok. Tinggal pindah ke Cloudflare selesai," lanjut Alfons.
Selain dugaan lemahnya kesiapan BI menghadapi DDoS, Alfons turut mempertanyakan mengapa sistem PINTAR selalu mengalami kendala setiap tahun menjelang Lebaran. Dirinya mencurigai ada faktor lain di balik berulangnya permasalahan ini.
"Jangan seperti keledai, terprosok ke dalam lubang yang sama dua kali, kenapa, ini kan tiap tahun terjadi, tiap tahun menjelang lebaran, Ramadan menjelang lebaran, tukar duit, selalu terjadi," sambung dia.
Oleh karena itu, Alfons menduga adanya kemungkinan unsur kesengajaan atau oknum tertentu yang bermain dalam kejadian ini. Sekadar catatan, 17 Maret 2025, BI mencatat realisasi penukaran yuang rupiah untuk periode Idulfitri adalah Rp67,1 triliun. Nominal itu baru sekitar 37% dari total uang layak edar (ULE) yang disiapkan Rp180,9 triliun.
Sebelumnya, situs penukaran uang milik Bank Indonesia (BI) pintar.bi.go.id sempat tak bisa diakses dan dikeluhkan warganet pada Minggu (16/3/2025) pagi. BI pun akhirnya membuat pengumuman permintaan maaf.
(wep)