Logo Bloomberg Technoz

IIF Sebut Utang Negara Berkembang Tembus US$100 Triliun

Elisa Valenta
18 May 2023 17:30

Ilustrasi dolar AS (Paul Yeung/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS (Paul Yeung/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Institut Keuangan Internasional (Institute of International Finance/IIF), sebuah kelompok jasa keuangan, baru-baru ini merilis laporan tentang pemantauan utang global. Laporan tersebut berjudul "Global Debt Monitor: Cracks in the Foundation" (Pemantau Utang Global: Retak di Dasar). Menurut laporan tersebut, utang global mengalami peningkatan yang pesat dan melampaui level sebelum pandemi.

Pada Rabu (18/5), IIF merilis laporan tersebut dan mengungkapkan bahwa utang global telah melonjak menjadi US$304,9 triliun dalam tiga bulan pertama tahun 2023.

Angka ini mengalami peningkatan sebesar US$8,3 triliun dibandingkan dengan akhir tahun 2022. Peningkatan tersebut merupakan yang tertinggi sejak kuartal pertama tahun lalu dan merupakan level kedua tertinggi yang pernah tercatat. Jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, utang global saat ini lebih tinggi sebesar US$45 triliun.

"Diperkirakan akan terus meningkat dengan cepat," tulis IIF dalam laporannya.

Laporan IIF secara khusus menyebutkan bahwa utang negara-negara berkembang telah mencapai lebih dari $100 triliun. Angka ini merupakan yang pertama kalinya tercatat dalam sejarah pemantauan IIF terhadap pasar negara-negara berkembang. IIF juga mengungkapkan bahwa 75% dari pasar negara-negara berkembang mengalami peningkatan utang yang signifikan.