Pada 6 Maret, Sentosa Bersama Mitra membeli 950.500 saham RAJA di rentang harga Rp865/saham hingga Rp895/saham. Pada 7 Maret, perusahaan kembali mengakumulasi 827.000 saham di rentang harga yang sama sehari sebelumnya.
Kemudian, 8 Maret, Hapsoro melalui Sentosa Mitra Bersama membeli 298.500 saham RAJA di rentang harga Rp860/saham hingga Rp870/saham. Aksinya kembali dilakukan pada 9 Maret atas 200.000 saham dan 150.000 saham di 10 Maret. Harga yang digunakan pada kedua transaksi tersebut masing-masing Rp865/saham dan Rp860/saham.
Masuk Bisnis Amonia
Sebelumnya, manajemen RAJA mengungkapkan, perusahaan kini turut menggarap bisnis amonia untuk diekspor ke Jepang. "Kami melihat peluang amonia menjadi bahan bakar di masa depan," ujar Direktur RAJA Sumantri Suwarno.
Perlu diketahui, amonia adalah substansi utama pembentuk hidrogen yang berguna sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Hidrogen, meski tetap menggunakan sistem pembakaran, tapi emisi yang dikeluarkan juga bukan berupa polutan karbon sehingga dinilai memiliki karakteristik ramah terhadap lingkungan.
"Jepang sekarang sangat aktif membeli amonia. Ini diolah untuk menjadi hidrogen," jelasnya.
Yang menjadi masalah adalah, hidrogen mudah sekali terbakar. Ini menjadi risiko selama pengiriman. Jadi, akan lebih mudah jika kami mengirimkannya dalam bentuk amonia terlebih dahulu.
"Karena kalau diolah menjadi hidrogen di Indonesia dan dikirim ke jepang, biaya pengirimannya mahal dan sangat berisiko," imbuh Sumantri.
Itu yang menjadi alasan perusahaan mendirikan anak usaha baru bernama PT Banggai Ammonia Indonesia. RAJA memiliki porsi kepemilikan 40% atas anak usahanya tersebut. "Sebesar 60% lagi milik swasta," imbuh Sumantri tanpa merinci identitas mitranya tersebut.
Ada kabar, mitra adalah bekas perusahaan milik Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA). Namun, rumor ini dibantah oleh pihak perusahaan.
"Dari ESSA belum ada comment atas Banggai Ammonia Indonesia," kata Wakil Presiden Direktur Kanishk Laroya.
(dhf)
