Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas batangan Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik hari ini. Rekor baru kembali tercipta.

Pada Kamis (20/3/2025), emas Antam dibanderol Rp 1.774.000/gram. Menguat Rp 15.000 dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sepanjang masa.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam ada di Rp 1.624.000/gram. Bertambah Rp 16.000 dari posisi kemarin dan juga menduduki rekor tertinggi.

Kenaikan harga emas Antam disebabkan oleh dinamika harga emas dunia. Kemarin, harga emas ditutup naik 0,6% ke US$ 3.050/troy ons, tertinggi sepanjang sejarah. 

Ini membuat harga sang logam mulia resmi naik 3 hari beruntun. Selama 3 hari tersebut, harga bertambah 2,23%.

Karyawati memperlihatkan emas logam mulia Antam di Butik Emas ANTAM, Jakarta, Selasa (16/72024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Perkembangan terbaru di Amerika Serikat (AS) menjadi pendongkrak harga emas. Dini hari tadi waktu Indonesia, bank sentral AS Federal Reserve mengumumkan hasil rapat komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC).

Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat sepakat mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,5%. Keputusan yang sesuai dengan ekspektasi pasar.

Namun dalam konferensi pers usai rapat, Powell menegaskan bahwa bank sentral melihat gelagat percepatan laju inflasi. Ini karena kebijakan kenaikan tarif bea masuk terhadap impor dari berbagai negara yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

“Inflasi mulai bergerak naik. Kami rasa ini sedikit banyak karena respons atas kebijakan tarif,” ujar Powell, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Dengan percepatan laju inflasi, maka ada ancaman terhadap perekonomian Negeri Paman Sam. Oleh karena itu, pelaku pasar berekspektasi The Fed tidak akan tinggal diam dan menggelontorkan stimulus moneter pada saatnya, seperti penurunan suku bunga acuan.

“Jelas bahwa pasar memperkirakan kebijakan moneter yang lebih longgar, karena The Fed melihat inflasi akan lebih tinggi,” kata Bart Melek, Global Head of Commodity Strategy TD Securities, juga dikutip dari Bloomberg News.

The Fed juga merilis proyeksi ekonomi terbaru. Di dalamnya, terdapat arah suku bunga acuan yang tertuang dalam dot plot.

Dalam dot plot terbaru, terlihat bahwa mayoritas pengambil keputusan di The Fed berpandangan bahwa Federal Funds Rate akan berada di level 3,75-4% pada akhir 2025. Artinya, ada potensi penurunan 50 basis poin (bps) dari posisi saat ini.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

(aji)

No more pages