Alisa Odenheimer dan Paul Wallace - Bloomberg News
Bloomberg, Israel mengatakan telah memulai operasi darat terbatas di Gaza pada Rabu (19/3/2025) waktu setempat. Pasukan kembali ke beberapa posisi di luar pusat-pusat populasi dan para pejabat bersikeras akan memberikan tekanan lebih lanjut, kecuali Hamas membebaskan para sandera yang tersisa.
Serangan darat ini merupakan yang pertama sejak gencatan senjata selama enam pekan antara Israel dan Hamas berakhir awal bulan ini dan menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya perang habis-habisan.
Langkah ini diambil setelah Israel mengakhiri gencatan senjata hampir dua bulan, dengan melancarkan serangan udara di Gaza yang menewaskan ratusan orang.
Pasukan sudah mengambil alih kendali atas sebagian Koridor Netzarim, yang membentang melintasi Gaza dari timur ke barat, "untuk menciptakan penyangga parsial antara Gaza utara dan selatan," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam unggahan di X.

Hal ini memungkinkan Israel untuk mengontrol pergerakan warga sipil — di masa lalu, tentara memblokir pergerakan ke utara untuk mencegah Hamas membangun kembali kekuatannya di sana.
Tidak jelas berapa banyak pasukan yang terlibat dalam operasi Rabu tersebut. Pada puncaknya, puluhan ribu tentara Israel terlibat dalam operasi militer melawan Hamas.
Pasukan darat sudah mundur dari sebagian besar posisi di Jalur Gaza setelah gencatan senjata singkat dengan kelompok Palestina Hamas mulai diberlakukan pada Januari.
Pasukan dan tank-tank dikerahkan kembali ke zona penyangga, tepat di dalam perbatasan daerah kantong itu dengan Israel dan Mesir, sehingga warga Palestina bisa melakukan mobilitas antara daerah-daerah yang hancur akibat perang.
Belum jelas apakah operasi tersebut merupakan pertanda dari serangan yang lebih luas ke pusat-pusat populasi di Gaza. Pada Oktober 2023, beberapa hari setelah Hamas menyeberang ke Israel — menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 orang — pasukan dikirim ke Gaza untuk melakukan serangan singkat yang ditargetkan sebelum invasi darat penuh akhirnya terjadi.
Beberapa menit sebelum operasi Rabu diumumkan, Menteri Pertahanan Israel Katz mengeluarkan "peringatan terakhir," mengatakan bahwa kecuali para sandera dibebaskan, dan Hamas diusir, penduduk Gaza akan "segera" dievakuasi lagi dari zona pertempuran.

Selama gencatan senjata singkat, Hamas membebaskan sekitar 38 sandera, sebagian besar dari mereka masih hidup, sebagai imbalan atas lebih dari 1.000 warga Palestina yang dipenjara oleh Israel. Pembicaraan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir, serta diawasi oleh AS antara pihak-pihak yang bertikai, menemui jalan buntu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan baru ke Gaza menyusul penolakan berulang kali dari Hamas untuk membebaskan 59 sandera yang tersisa, dan penolakannya terhadap proposal dari AS dan para mediator.
Menurut pernyataan di Telegram, kelompok Palestina ini mengatakan bahwa serangan darat Israel ke Gaza merupakan pelanggaran "berbahaya" baru terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas, perang besar antara Israel dan Hamas telah membunuh lebih dari 48.000 warga Gaza. Sebagian besar wilayah Gaza menjadi puing-puing saat Israel berusaha membasmi kelompok yang didukung Iran tersebut.
(bbn)