Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan terbaru di Amerika Serikat (AS) menjadi pendongkrak harga emas. Dini hari tadi waktu Indonesia, bank sentral AS Federal Reserve mengumumkan hasil rapat komite pengambil kebijakan.

Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat sepakat mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,5%. Keputusan yang sesuai dengan ekspektasi pasar.

Namun dalam konferensi pers usai rapat, Powell menegaskan bahwa bank sentral melihat gelagat percepatan laju inflasi. Ini karena kebijakan kenaikan tarif bea masuk terhadap impor dari berbagai negara yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

“Inflasi mulai bergerak naik. Kami rasa ini sedikit banyak karena respons atas kebijakan tarif,” ujar Powell, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Dengan percepatan laju inflasi, maka ada ancaman terhadap perekonomian Negeri Paman Sam. Oleh karena itu, pelaku pasar berekspektasi The Fed tidak akan tinggal diam dan menggelontorkan stimulus moneter pada saatnya, seperti penurunan suku bunga acuan.

“Jelas bahwa pasar memperkirakan kebijakan moneter yang lebih longgar, karena The Fed melihat inflasi akan lebih tinggi,” kata Bart Melek, Global Head of Commodity Strategy TD Securities, juga dikutip dari Bloomberg News.

The Fed juga merilis proyeksi ekonomi terbaru. Di dalamnya, terdapat arah suku bunga acuan yang tertuang dalam dot plot.

Dalam dot plot terbaru, terlihat bahwa mayoritas pengambil keputusan di The Fed berpandangan bahwa Federal Funds Rate akan berada di level 3,75-4% pada akhir 2025. Artinya, ada potensi penurunan 50 basis poin (bps) dari posisi saat ini.

Dot Plot Terbaru The Fed (Sumber: FOMC)

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana dengan prediksi harga emas? Apakah akan ada kenaikan harga 4 hari beruntun?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 74,98.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun hati-hati, karena RSI di atas 70 artinya sudah jenuh beli (overbought).

Sinyal overbought kian terkonfirmasi dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli.

Oleh karena itu, ada risiko harga emas bisa turun hari ini. Cermati pivot point di US$ 3.041/troy ons. Dari sini, target support terdekat adalah US$ 3.025/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 3.061/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 3.066/troy ons.

(aji)

No more pages