Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menmenyatakan keputusan merger PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dan PT Smart Telcom menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XL Smart) membuat industri telekomunikasi menjadi sehat.
Vice President Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko menyebut dengan terkonsolidasinya kedua perusahaan tersebut, membawa dampak baik termasuk terbebasnya industri telekomunikasi dari perang tarif.
"Jadi kita kan sebetulnya sangat menghindari perang tarif, karena kalau perang tarif terus-terusan harganya makin murah, secara industri [juga] nggak bagus," kata Andri ketika ditemui di Jakarta, dikutip Kamis (20/3/2025).
Dengan demikian, proses merger yang melibatkan EXCL DAN FREN akan kian mengarah pada jumlah industri telekomunikasi Indonesia yang menjadi makin sedikit efek dari konsolidasi.
Sekadar catatan, pada 2021, Indosat Ooredoo Hutchison sebelumnya merupakan dua operator seluler yang bergabung antara Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia (Tri) dan melahirkan entitas baru pada Januari 2022. Sehingga, dengan merger yang akan dilakukan antara EXCL dan FREN, maka jumlah operator seluler hanya akan menyisakan sisa tiga pemain utama.
"Jadi kalau merger nanti semakin settle, operator itu semakin settle, persaingannya sehat, bisnisnya tumbuh, nggak masalah," jelas Andri.
Pada kesempatan sebelumnya, Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Buldansyah juga telah menegaskan, pengurangan jumlah operator menjadi tiga pemain besar justru akan menciptakan industri yang lebih sehat dan efisien. "Kalau saya bilang industri terkonsolidasi itu makin sehat, sudah pasti. Mudah-mudahan tidak ada yang baru lagi," kata Buldansyah.
Profil Rajeev Sethi, Sosok CEO XLSmart, Hasil Merger EXCL-FREN
Sebelum realisasi merger bercokolnya empat operator selular terbilang cukup banyak, tegas Buldansyah. "Kita tahu, dari enam jadi lima, lima jadi empat, kita lihat saja dari enam ke lima itu [industri] semakin sehat, kalau dari empat dari tiga sekarang saya rasa sehat."
Jumlah operator yang terbatas dapat menciptakan persaingan yang lebih berimbang. Utamanya jika pangsa pasar didistribusikan dengan proporsi yang lebih merata, jelas Buldansyah.
Ia menilai sebelumnya, kondisi industri telekomunikasi Indonesia belum sepenuhnya sehat karena ada operator yang memiliki pangsa pasar sangat kecil, di bawah 10%.
Sekadar catatan, merger XL-FREN yang menghasilkan entitas baru yakni XLSmart, menghasilkan akumulasi total pengguna sebanyak 94,5 juta pelanggan aktif, berdasarkan catatan XL hingga kuartal III-2024 atau setara 27% dari total pelanggan di Indonesia, ucap Group Chief Executive Officer Axiata Group, Vivek Sood bulan Desember 2024.
Menyoal kinerja keuangan, kedua perusahaan juga disebut dapat menghasilkan keuntungan hingga US$2,8 miliar atau setara Rp45,4 triliun. Laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) juga mencapai US$1,4 miliar atau Rp22,4 triliun.
(prc/wep)