Logo Bloomberg Technoz

Tekanan Jual Asing Berlanjut Membebani Peluang Penguatan Rupiah

Tim Riset Bloomberg Technoz
20 March 2025 07:50

Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah sebenarnya berpeluang untuk bergerak sedikit lebih kuat dalam perdagangan hari Kamis ini, apabila melihat lanskap pasar global pasca pengumuman hasil Federal Open Meeting Committee (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS) dini hari tadi.

Akan tetapi, sentimen domestik sepertinya masih akan membebani gerak rupiah di tengah tekanan jual modal asing yang masih berlanjut di pasar saham maupun surat utang RI. Yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun sudah menyentuh 7,103% pagi ini bahkan ketika selisih imbal hasil investasi dengan US Treasury kian melebar.

Keputusan Federal Reserve (The Fed) menahan bunga acuan sesuai ekspektasi pasar, memberikan petunjuk bahwa peluang pemangkasan suku bunga kebijakan makin terbuka sampai dua kali, menyusul validasi bank sentral bahwa perekonomian terbesar di dunia itu potensial melambat pertumbuhannya.

The Fed memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini dari 2,1% menjadi 1,7%, . Pada saat yang sama, The Fed menaikkan estimasi median inflasi inti AS tahun ini menjadi 2,8% dari semula 2,5%. 

Indeks dolar AS ditutup menguat pasca hasil FOMC diumumkan. Para investor menyerbu US Treasury, surat utang AS, terutama tenor pendek yang mencatat penurunan tingkat imbal hasil kini di 3,972% untuk tenor 2Y. Sementara tenor 10Y terpangkas 4 basis poin ke 4,243%. Indeks saham di Wall Street juga hijau pada penutupan Rabu di mana S&P 500 naik 1,08%.