YUPI merinci bahwa dari total dana yang diperoleh, sekitar Rp612,69 miliar akan berasal dari penjualan saham baru, sementara Rp1,42 triliun berasal dari divestasi saham milik pemegang saham pengendali, PT Sweets Indonesia.
Mayoritas dana dari IPO, yakni 72%, akan dialokasikan untuk pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur, dengan total biaya proyek diperkirakan mencapai Rp437,5 miliar. Pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2026.
Sementara itu, sekitar 28% dari dana IPO akan digunakan sebagai modal kerja guna memperluas jangkauan bisnis ke pasar domestik dan internasional. Dana tersebut akan digunakan untuk memperpanjang jangka waktu pembayaran distributor, pengadaan bahan baku, peningkatan kapasitas produksi, serta penambahan tenaga kerja.
Adapun hasil dari divestasi saham senilai Rp1,42 triliun sepenuhnya menjadi milik PT Sweets Indonesia.
Masa penawaran umum Yupi dijadwalkan berlangsung pada 19-21 Maret 2025, diikuti dengan proses penjatahan pada 21 Maret. Distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 24 Maret, sementara pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 25 Maret 2025.
Dalam aksi korporasi ini, Yupi menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. Setelah IPO, total saham yang akan dicatatkan di BEI mencapai 8,54 miliar saham, dengan kapitalisasi pasar diperkirakan menyentuh Rp20,42 triliun.
(dhf)