Logo Bloomberg Technoz

Menakar Kaitan Trading Halt IHSG & Fundamental Ekonomi RI

Redaksi
20 March 2025 09:10

Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/3/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin, Rabu (20/3/2025), berhasil ditutup menguat 1,42% ke level 6.311,666. Meski begitu pelaku pasar masih belum bisa melupakan kejadian sehari sebelumnya, Selasa (18/3/2025), ketika IHSG mengalami pembekuan sementara perdagangan atau trading halt.

Terlebih, trading halt terjadi bukan dalam keadaan luar biasa, seperti medio Maret 2020 saat pandemi global efek virus Covid-19 melanda. Meski demikian, Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto memberi sinyal bahwa pemerintah Presiden Presiden Prabowo tidak terlalu khawatir dengan keadaan bursa saham Indonesia itu. 

Ketika ditanya wartawan pada Selasa (18/03/2025) Hartarto mengatakan bahwa  saham tak akan memberikan dampak signifikan.  "Pertama tentu fundamental ekonomi kita kuat. Tentunya beberapa isu-isu yang dikembangkan itu tidak benar adanya," ujar dia.

Praktisi Pasar Modal Bernard Sandjojo mengatakan, trading halt yang terjadi pada IHSG memang di satu sisi berkaitan dengan hal teknis dalam bursa saham. Namun, jika ada narasi IHSG tidak memiliki kaitan dengan perekonomian juga ia rasa kurang tepat.

"Pemicu trading halt apa? Semula diawali oleh penurunan saham konglomerasi yang turut menyeret IHSG [karena bobot terhadap market cap IHSG besar," ujar Bernard, dikutip Kamis (20/3/2025).

Pemberat (laggard) terbesar IHSG sejak awal tahun hingga 18 Maret 2025. (Sumber: Bursa Efek Indonesia)