Pada 13 Maret 2025, Bobocabin Gunung Mas menerima papan peringatan pengawasan terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam menata kawasan wisata Puncak.
Sebagai bagian dari ekosistem pariwisata yang bertanggung jawab, sejak minggu lalu Bobobox telah secara proaktif berkomunikasi dengan perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dan PT Perkebunan Nusantara I Regional 2 guna membangun kesepahaman serta memperkuat koordinasi antara regulator, mitra, dan Bobobox sebagai operator.
Awal pembangunan Bobocabin
Bobocabin pertama kali diperkenalkan pada masa pandemi COVID-19 sebagai solusi atas meningkatnya minat masyarakat terhadap wisata berbasis alam. Sejak awal, Bobobox berupaya menjadi katalisator dalam memperkenalkan lebih banyak destinasi alam Indonesia melalui akomodasi yang dihadirkan.
Sejalan dengan itu, Bobobox memastikan bahwa setiap tahap pembangunan kabin dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan ekosistem sekitar, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan komunitas setempat.
Dibangun dengan prinsip modularitas dan konsep prefabrikasi, proses pembangunan Bobocabin dilakukan tanpa menggunakan alat berat dan tenaga konstruksi yang ekstensif. Selain itu, rasio lahan yang digunakan untuk pembangunan kabin sangat minim, sehingga sebagian besar area tetap dalam kondisi alami dan memungkinkan air hujan terserap dengan optimal ke dalam tanah.
Prinsip ini telah menjadi standar utama yang Bobobox terapkan di semua lokasi Bobocabin, termasuk di Bobocabin Gunung Mas, guna menghadirkan akomodasi yang lebih ramah lingkungan.
Bobobox juga memastikan kepatuhan terhadap Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dengan membatasi jumlah unit di Bobocabin Gunung Mas hingga 30 kabin, demi menjaga kenyamanan tamu serta menghindari kepadatan jumlah pengunjung dalam satu waktu.
Meningkatkan Nilai Ekonomi
Selain menghadirkan pengalaman menginap yang dekat dengan alam, model operasional Bobocabin telah berhasil meningkatkan nilai ekonomi dari optimalisasi lahan dan menciptakan lapangan kerja, dengan lebih dari 80% karyawan Bobocabin Gunung Mas berasal dari komunitas lokal.
Selain itu, ekosistem pariwisata yang Bobobox bangun bersama mitra telah berkontribusi pada perputaran ekonomi lokal, dengan total pendapatan tambahan mencapai Rp2,5 miliar.
Dampak ini juga tercermin dalam kolaborasi Bobobox dengan 25 mitra F&B dan penyedia aktivitas lokal, yang membantu memperkuat ekosistem usaha di sekitar kawasan wisata.
Bobobox mendukung langkah pemerintah
Dalam mewujudkan tata kelola destinasi wisata yang lebih baik serta menjaga keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, Bobobox terbuka untuk berkoordinasi manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar.
Bobobox juga telah bersepakat untuk bekerja sama dalam mendukung tujuan pemerintah, yang mencakup:
• Konservasi lingkungan melalui upaya pelestarian ekosistem di kawasan wisata.
• Pengelolaan lingkungan yang baik dengan menerapkan konsep wisata yang ramah lingkungan, seperti agroforestry, demi menjaga keseimbangan antara pariwisata dan ekosistem alam sekitar.
• Peningkatan ketahanan pangan, dengan mengoptimalkan sumber daya lokal secara berkelanjutan.
Sebelumnya, Bobocabin Gunung Mas disegel karena dianggap menempati area perkebunan teh.
Penyegelan ini diketahui juga sudah sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Pak Presiden ingin menegakkan aturan ini tanpa memandang bulu jadi dari 28 ribu hektar inilah maka ada 145 ribu yang menjadi tanggung jawab Daerah Aliran Sungai (DAS) hulunya,” dikutip dari video tersebut, Kamis (13/3/2025).
(dec/spt)