Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan aset keuangan di Indonesia, khususnya Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), masih tetap akan menarik sebagai tempat berinvestasi bagi investor asing.
Pernyataan ini dilontarkan untuk menanggapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ambruk pada perdagangan kemarin, Selasa (18/3/2025) dan menyebakan aksi jual bersih (net sell) dan berdampak ke rupiah.
Menurut Perry, aset keuangan Indonesia tetap akan menarik karena imbal hasil dipastikan tetap kompetitif dengan negara-negara berkembang (emerging) lainnya.
"Apakah dengan India maupun negara lain, investor asing bisa hitung berapa yield diferensial ke SBN maupun SRBI yang lebih tinggi dari yield diferensial dari senjumlah negara kawasan termasuk India," ujar Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Maret 2025, Rabu (19/3/2025).
Di pasar surat utang, pergerakan harga SBN mayoritas naik di semua tenor. Mengacu data OTC Bloomberg, yield 5 tahun naik 2,5 basis poin menyentuh 6,746%. Sementara tenor 10 tahun juga naik 2,5 basis poin kini di 7,055%.
Yield tenor 16 tahun tercatat naik 2,9 basis poin kini di 7,134%. Sedangkan tenor pendek 1 tahun naik 1,1 basis poin di 6,480%.
Kedua, BI memastikan stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan demikian, kata Perry, BI bisa memastikan imbal hasil investor, baik selidih imbal hasil atau yield diferensial, sebelum atau sesudah memperhitungkan stabilisasi rupiah tetap menarik.
Rupiah dibuka melemah pagi tadi di level Rp16.500/US$ dan selanjutnya langsung terperosok di level Rp16.538/US$ pada pukul 11:29 WIB.
Selain itu, BI juga akan terus memperbanyak instrumen bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Tidak hanya berhenti di SBN, tetapi juga di SRBI, Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI).
"SRBI sudah ditransaksikan di pasar sekunder rata-rata per hari Rp16 triliun, antar bank dan primary dealer juga sangat aktif. Tidak hanya SRBI, tetapi kami juga perluas SVBI, SUVBI dan insturmen lain termasuk yang untuk devisa hasil ekspor sumber daya alam [DHE SDA]," ujarnya.
Terakhir, Perry juga mengatakan akan terus bekerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk berkoordinasi dan memastikan kebijakan moneter dan fiskal bisa menjaga stabilitas dalam negeri dan bersama mendorong pertumbuhan ekonomi.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat makin tinggi di zona hijau dengan penguatan yang amat optimis usai Bank Indonesia menahan bunga acuan (BI Rate) di 5,75% pada pertemuan Maret 2025. Lebih-lebih, penguatan IHSG menjadi terbaik di Asia dan juga ASEAN.
Pada Rabu (19/3/2025), IHSG tengah melaju di posisi 6.318,41 pada perdagangan siang hari, menguat 95,03 poin dan apresiasi 1,53% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Kemarin, IHSG ditutup di zona merah. IHSG melemah 3,84% hingga ada di posisi 6.223,38. Investor asing amat gencar melangsungkan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp2,57 triliun pada perdagangan saham di pasar reguler. Di seluruh pasar investor asing juga mencatat net sell hingga Rp2,49 triliun.
(lav)