Logo Bloomberg Technoz

Investor Serbu SBN Tenor Pendek & Hindari Tenor Panjang, Ada Apa?

Dovana Hasiana
19 March 2025 15:52

Gubernur Bi, Perry Warjiyo saat konfrensi pers RDG bulan Maret 2025. (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bi, Perry Warjiyo saat konfrensi pers RDG bulan Maret 2025. (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) tidak melakukan perubahan besar dalam kebijakan moneter hari ini. Suku bunga acuan atau BI Rate tetap dipertahankan pada level 5,75% setelah mencermati ada kenaikkan imbal hasil (yield) pada Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun menjadi 7% dari sebelumnya di level 6,98%.

Sementara untuk tenor pendek terjadi penurunan yield, dimana SBN tenor pendek terjadi penurunan menjadi 6,51 dari 6,98% per 18 Maret 2025. Ini artinya investor mulai menghindari surat utang yang dikeluarkan pemerintah untuk tenor jangka panjang dan lebih memilih main aman di tenor pendek.

“Sementara itu imbal hasil SBN tenor dua tahun per 18 Maret 2025, juga tetap menarik meskipun turun dari 6,96% menjadi 6,51%. Sementara imbal hasil SBN tenor 10 tahun meningkat dari 6,98% menjadi 7%,” jelas Gubenur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Maret 2025, yang disampaikan hari ini, Rabu (19/3/2025).

Sebelumnya, Perry memaparkan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan semuanya turun. Ini disebabkan banyak aliran modal asing yang masuk pada instrumen jangka pendek tersebut.

Untuk SRBI tenor 6 bulan, suku bunga turun dari 7,16% menjadi 6,32%. Lalu bunga SBRI tenor 9 bulan turun dari 7,2% menjadi 6,37% dan tenor 12 bulan turun dari 7,27% menjadi 6,4%. Penurunan ini diukur dari awal Januari 2025 hingga 18 Maret 2025.