Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat makin tinggi di zona hijau dengan penguatan yang amat optimis usai Bank Indonesia menahan bunga acuan (BI Rate) di 5,75% pada pertemuan Maret 2025. Lebih-lebih, penguatan IHSG menjadi terbaik di Asia dan juga ASEAN.
Pada Rabu (19/3/2025), IHSG tengah melaju di posisi 6.318,41 pada perdagangan siang hari, menguat 95,03 poin dan apresiasi 1,53% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.

Posisi tertinggi IHSG hari ini sentuh mencapai 6.320,92 sedangkan terendah di 6.147,42. Volume perdagangan tercatat melibatkan 14,22 miliar saham. Nilai perdagangan mencapai Rp10,91 triliun dengan frekuensi yang terjadi 882 ribu kali diperjualbelikan.
Sejumlah saham mencatat kenaikan luar biasa dan menjadi top gainers pada perdagangan siang hari. Di antaranya adalah saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) yang melejit 25%, saham PT Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) menguat 24,8%, serta saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga melesat 19,9%.
IHSG menjadi yang teratas dari banyak Bursa Asia yang menghijau sepanjang hari, menyusul SETI (Thailand), KOSPI (Korea Selatan), PSEI (Filipina), TOPIX (Jepang), Straits Times (Singapura), SENSEX (India), dan CSI 300 (China) yang berhasil menguat masing-masing 1,19%, 0,62%, 0,45%, 0,44%, 0,37%, 0,18%, dan 0,06%.
Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi pertama dan nomor satu di Asia, dan juga ASEAN.
Rabu siang, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) tetap di level 5,75% dalam hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pertemuan Maret 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan dasar penetapan BI Rate bulan ini dengan mempertimbangkan sejumlah faktor dalam dan luar negeri. Ini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap baik, aliran investasi asing ke portofolio dan pengendalian inflasi.
Di mana BI memproyeksikan inflasi 2025 terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah, yakni 2,5% plus minus 1%.
“RDG BI pada 18 dan 19 Maret 2025 memutuskan untuk menahan BI Rate 5,75%, suku bunga Deposit Facility 5% dan suku lending facility 6,5%,” papar Perry mengatakan dalam Konferensi Pers RDG BI Februari 2025, Rabu.
Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg per kemarin siang menghasilkan median proyeksi BI Rate tetap di 5,75%. Namun, suara pasar tidak bulat. Ada perbedaan pendapat yang tidak bisa dikesampingkan.
Dari 37 ekonom/analis yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 11 di antaranya (29,73%) memperkirakan suku bunga acuan akan dipangkas 25 basis poin (bps) menjadi 5,50%. Jumlah yang nyaris 30% tentu tidak bisa dipandang sebelah mata.
(fad)