Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Banyak brand lokal yang memulai bisnisnya dari platform online, namun bagaimana cara mereka sukses berkembang hingga memiliki toko fisik? Dalam podcast Bloomberg Technoz - Ramadan Spark bersama Kode Marketing, Bima Laga, Founder dan CEO Warna Modern Indonesia, membagikan rahasia sukses ekspansi dari online ke offline.

Menurut Bima, salah satu kesalahan umum brand lokal adalah terlalu bergantung pada platform online. “Saat mereka pertama kali jualan, entry point paling mudah itu di online. Tapi setelah itu, what next? Market online kita belum sampai 10% dari GDP Indonesia, berarti sisanya belanja di mana? Masih tersebar di market lain, termasuk offline,” ungkapnya.

Bima menambahkan bahwa data menunjukkan sekitar 20-30% penjualan offline berasal dari pelanggan yang sebelumnya sudah mengenal brand tersebut secara online. “Jadi online itu bukan lagi lawan dari offline, tetapi merupakan salah satu revenue channel untuk membantu penjualan secara omnichannel,” jelasnya.

Untuk sukses di pasar offline, Bima menekankan pentingnya pemilihan lokasi dan memahami karakteristik pasar. “Kalau kita sudah tahu pola perilaku konsumen, kita bisa menyesuaikan strategi. Contohnya, di daerah urban seperti Bekasi, toko ramai di malam hari karena kebanyakan orang bekerja di Jakarta dan baru bisa belanja setelah pulang kerja,” katanya.

Strategi Bisnis Rasulullah untuk Sukses di Era Digital (Envato)

Selain itu, mindset bisnis juga harus disesuaikan dengan kondisi pasar yang berubah. “Sekarang harga di online nantinya akan menemui titik equilibrium. Enggak akan lagi ada perbedaan harga yang signifikan antara online dan offline. Jadi brand harus bisa memposisikan diri dengan tepat,” tambahnya.

Bima juga mengungkapkan bahwa dalam dunia retail, keberadaan toko fisik memberikan keuntungan dalam membangun brand awareness dan kepercayaan pelanggan. “Banyak pelanggan yang masih lebih percaya untuk mencoba produk secara langsung sebelum membeli. Jadi toko fisik tetap memiliki peran penting dalam strategi bisnis,” ujarnya.

Dalam menghadapi persaingan dengan produk impor, brand lokal harus lebih kreatif dalam menciptakan nilai tambah. “Kalau kita hanya bermain di harga, kita akan terus kalah dengan produk luar yang bisa masuk dengan harga murah. Tapi kalau kita bisa memberikan nilai lebih, seperti desain yang unik atau kualitas yang lebih baik, maka brand lokal bisa bersaing,” tambahnya.

Saat ditanya tentang prospek bisnis fashion muslim di Indonesia, Bima optimis. “Kalau di kita sendiri, pertumbuhan tahun ini bisa mencapai 30-50%. Bahkan dengan penambahan store baru, bisa lebih dari 100%,” ujarnya.

Menutup diskusi, Bima memberikan motivasi bagi para pelaku bisnis lokal yang ingin berkembang. “Big do small do it now. Berpikiran besar boleh, tapi mulai dari langkah kecil. Jangan tunggu sempurna, lakukan sekarang,” pesannya.

Dengan strategi yang tepat dan eksekusi yang matang, brand lokal Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang dan bersaing di pasar global. Saksikan terus Bloomberg Technoz - Ramadan Spark hanya di www.bloombergtechnoz.com untuk mendapatkan wawasan terbaru seputar dunia bisnis dan inovasi!


(btp)

No more pages